Saya paham, teman itu ingin segala sesuatu sesuai fakta. Buktinya, teman itu sendiri memanggil dirinya "kakek", dan tersirat suatu kenyamanan dengan panggilan seperti itu.
Apa tujuannya memanggil dirinya "kakek", yang tahu tentu teman itu sendiri. Mungkin, sekali lagi mungkin, untuk mengingatkan agar tidak lagi berbuat macam-macam, tidak melirik cewek cantik lagi.
Nah, kenapa saya sebut usia 60-an lagi lucu-lucunya? Saya memberi beberapa alasan berikut ini.
Pertama, sekarang era media sosial dan mereka yang sudah 60-an banyak juga yang terimbas anak muda yang suka narsis.
Kedua, karena semua orang gampang terhubung dengan media sosial, makan sekarang juga era reuni. Tiap sebentar ada reuni.
Lihatlah, mereka lupa usia ketika berkumpul dengan teman-teman sekolahnya. Meskipun secara fisik mereka tak seganteng atau secakep anak muda, tapi tak sedikit di antara mereka yang bertingkah genit.
Ketiga, mereka suka jalan-jalan, tidak hanya di dalam negeri tapi juga ke berbagai destinasi wisata internasional.
Keempat, mereka suka kulineran seperti anak muda, masih ingin makan di tempat yang enak-enak, Â tak terkungkung soal kolesterol, diabetes, dan berbagai penyakit lainnya.
Kelima, mereka suka menyanyi bersama, berkaraoke, atau tampil menyanyi sendiri secara spontan di suatu acara yang ada musik orgen tunggal.
Keenam, mereka memang sudah pensiun dari pekerjaan formal, tapi menolak untuk berhenti berkerja dengan mencari atau menciptakan pekerjaan baru.
Ketujuh, mereka gandrung berolahraga. Bukan sekadar jalan santai, tapi masih banyak yang kuat gowes puluhan kilometer sehari.