Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Kuliah di Kampus Lain, Uang Rp 20 Juta Jadi Hangus

18 Agustus 2023   06:03 Diperbarui: 18 Agustus 2023   07:47 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kisah tentang anak dari salah seorang teman saya yang tinggal di Jakarta. Dalam berburu bangku kuliah di perguruan tinggi yang diidamkannya, ternyata cukup berliku.

Mungkin karena ayahnya seorang dokter spesialis penyakit dalam, si anak pun, sebut saja namanya Sri, juga bercita-cita menjadi seorang dokter.

Untuk itu, tentu Sri harus rajin belajar. Agar bisa lolos seleksi masuk fakultas kedokteran, tingkat persaingannya sangat ketat.

Betul juga, meskipun Sri termasuk bagus nilai rapornya di SMA, pada tahun 2022 lalu, ikut tes di 3 perguruan tinggi berbeda (semuanya fakultas kedokteran), tak satupun yang nyangkut.

Alhasil, Sri memilih gap year, dalam arti mengambil jeda satu tahun sambil mempersiapkan diri untuk tes lagi di tahun 2023.

Belajar dari kegagalan tahun lalu, tahun ini Sri ikut seleksi di lebih banyak perguruan tinggi, termasuk yang berstatus swasta.

Kebetulan beberapa fakultas kedokteran negeri yang membuka program mandiri, jadwal tes masuknya berbeda-beda, sehingga memudahkan bagi Sri dalam mengatur jadwal tes.

Kemudian, untuk berjaga-jaga, sewaktu ikut program SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), Sri juga memilih satu fakultas non kedokteran (bukan pilihan pertama).

Dari hasil SBMPTN tersebut, justru Sri dinyatakan lulus untuk yang bukan kedokteran, yakni di Program Studi Akuntansi Universitas Andalas (Unand) Padang.

Nah, pas di batas hari terakhir untuk mendaftar bagi calon mahasiswa yang lulus, ayah Sri yang teman saya itu sengaja menelpon saya untuk minta pendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun