Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Betulkah Standar Kecantikan Tak Pernah Realistis?

6 Agustus 2023   05:40 Diperbarui: 6 Agustus 2023   06:04 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita cantik|dok. Pore Hero, dimuat Kompas.com

Dunia ini penuh ketidakadilan. Orang kaya dan orang yang mempunyai kekuasaan di pemerintahan atau di organisasi massa, biasanya mendapat privilege.

Makanya, mereka yang mendapat perlakuan khusus itu lebih mudah mendapatkan proyek, job, atau didahulukan dalam mengurus sesuatu.

Akhirnya, orang yang pada dasarnya sudah kaya akan semakin kaya, sedangkan yang miskin tetap terpuruk tanpa tahu kapan bisa bangkit.

Selain itu, orang cantik atau tampan, juga relatif sering mendapat kemudahan dalam berbagai urusannya. Tak heran, si cantik dan si ganteng ini lebih gampang mendapatkan pekerjaan.

Tak dapat dipungkiri, secara umum, siapa saja memang cenderung menyukai melihat wanita cantik atau lelaki yang tampan. 

Pepatah Minang mengatakan "condong mato ka nan rancak", yang terjemahan bebasnya "mata seseorang cenderung tertuju kepada yang cantik atau indah".

Tentu, cantik dan tampan di sini seperti yang terlihat secara kasat mata, yakni dari bagaimana wujud fisik dan pemampilan seseorang.

Sebetulnya, penilaian atas kecantikan seseorang agak sulit distandarisasi. Yang cantik menurut Si A, belum tentu cantik kata Si B.

Sayangnya, dalam era konsumerisme saat ini, media massa dan media sosial mempengaruhi opini publik untuk mengatakan orang cantik itu kurang lebih seperti model iklan produk kosmetik.

Makanya, wanita yang berkulit putih mulus, rambut lurus, dan bertubuh ramping, akan mendapat perhatian yang lebih banyak karena dinilai cantik.

Lalu, wanita lainnya yang belum memenuhi kriteria di atas, ramai-ramai berusaha agar memenuhi standar dengan menggunakan berbagai produk kecantikan yang gencar promosinya.

Dalam sebuah acara talkshow di salah satu stasiun televisi baru-baru ini, ditampilkan beberapa orang yang "cantik" dalam tanda petik.

Maksudnya, dilihat dari standar yang berlaku umum, mereka lebih pantas disebut unik, bukan cantik versi media massa atau media sosial.

Seorang panelis di acara tersebut mengeluarkan pernyataan yang cukup tegas bahwa standar kecantikan selama ini tidak pernah realistis.

Jelaslah, si panelis ini dengan sengaja ingin mengubah paradigma yang selama ini dipakai, atau jangan terpaku dengan satu definisi kecantikan yang mainstream.

Untuk itu, silakan saja mendefinisikan cantik untuk diri kita masing-masing. Kebetulan, dalam talkshow itu ada panelis yang mengidap vitiligo, ada pula yang albino.

Vitiligo membuat kulit seseorang memudar dan biasanya ada bercak-bercaknya. Sedangkan albino membuat warna rambut dan kulit seseorang sangat pucat.

Namun, kedua panelis tersebut tampil percaya diri dan sekarang sukses menjadi pencipta konten di media sosial. 

Mereka memberi saran bahwa pada prinsipnya masing-masing orang perlu mengenal dirinya sendiri, agar tidak insecure dengan kondisi fisiknya.

Wajar saja, jika mereka sebelumnya juga melewati fase galau terlebih dahulu, di-bully teman-temannya. Tapi, kemudian mereka bisa menerima dirinya sendiri.

Mereka juga mengatakan agar kita jangan menutup diri, jangan marah sama Tuhan, dan jangan membandingkan diri dengan orang lain.

Jadi, pada intinya, kita perlu terus menerus mengenali diri dan menerima diri sendiri. Lalu, cintai diri sambil mengembangkan apapun potensi yang kita miliki.

Maka, seperti apapun kondisi fisik kita yang mungkin jauh dari standar kecantikan versi bintang iklan, jangan sampai berkecil hati. Pada dasarnya semua orang punya sisi kelebihan masing-masing. 

Bukankah ada istilah inner beauty, yang bisa diartikan sebagai kecantikan batin, yang memancar dari hati yang tulus ketika berinteraksi dengan orang lain.

Orang yang wajahnya biasa saja tapi dengan rasa percaya diri tinggi dan tingkah laku yang baik dan tulus, akan memancarkan kecantikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun