Sekarang, kota ini sudah tergolong kota sedang, karena wajah kota kentara terlihat hingga radius 7 kilometer dari pusat kota ke berbagai arah.
Berkembang suburnya hotel dan homestay di kota Payakumbuh, terjadi seiring dengan dibukanya beberapa kampus yang mahasiswanya datang dari berbagai daerah.
Kampus yang lumayan besar adalah Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas dan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah.
Dengan banyaknya mahasiswa, bertumbuhan kafe yang ramai di malam hari. Kota ini kemudian terkenal sebagai kota kuliner, karena juga menjadi pusat produksi masakan rendang.
Letaknya strategis di persinggahan perjalanan darat antar 2 ibu kota provinsi (Padang dan Pekanbaru), membuat tamu yang kelelahan di perjalanan banyak menginap di Payakumbuh.
Banyak pula tamu hotel yang merupakan wisatawan, karena Payakumbuh kota terdekat dengan objek wisata paling eksotik di Sumbar, Lembah Harau.
Sebuah hotel bintang 2 dengan 25 kamar di jalan utama dan dekat pusat kota, selama tahun 2022 hingga awal 2023 ramai pelanggannya.
Padahal, ketika itu sudah berdiri sebuah hotel berjarak sekitar 100 meter yang secara fisik bangunannya lebih baik, dengan tarif  yang sama.
Belum lagi saingan dari hotel-hotel yang sudah lama eksis dan sejumlah homestay, tapi dengan jarak cukup jauh.
Kemudian, jumlah tamu hotel bintang dua itu tadi turun drastis. Bahkan, di akhir pekan pun yang biasanya kamar penuh, sekarang hanya terisi beberapa saja.
Rupanya, ada website khusus panduan wisata yang memuat review bernada negatif atas pelayanan hotel tersebut. Rating-nya pun melorot.