Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Politisasi JIS dan Kelayakan Timnas U-17 Tampil di Piala Dunia

8 Juli 2023   05:12 Diperbarui: 8 Juli 2023   05:21 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkesan seperti mendadak, tiba-tiba muncul berita FIFA menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 yang akan berlangsung pada bulan November 2023 mendatang.

Padahal, keputusan tersebut mungkin tidak tiba-tiba juga. Ketua Umum PSSI Erick Thohir diduga tahu saat FIFA masih dalam tahap proses pengambilan keputusan.

Hanya, Erick memang tak pernah mau mengumumkan sesuatu sebelum ada kepastian. Ingat, sewaktu Indonesia akan didatangi Tim Argentina?

Ketika itu, media Argentina sudah menulis Timnas mereka yang berpredikat juara dunia itu akan melakukan tur Asia, yakni ke China dan Indonesia.

Namun, PSSI baru melakukan konferensi pers tentang laga spektakuler tersebut saat sudah ada "hitam di atas putih", atau sudah ditandatangani dokumen resminya.

Kembali ke Piala Dunia U17, sebetulnya sejak FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, sudah berhembus isu bahwa Indonesia berpeluang di Piala Dunia U-17.

Soalnya, Peru yang direncanakan sebagai tuan rumah, ternyata tidak siap dari sisi infrastruktur untuk terselenggaranya Piala Dunia U17.

Namun, isu yang bergulir itu ditanggapi pesimis sebagian pihak, karena agak tidak masuk akal. 

Bukankah Indonesia seharusnya mendapat hukuman FIFA, karena tidak melakukan komitmennya menerima semua tim peserta Piala Dunia U-20?

Seperti diketahui, sedikitnya ada 2 kepala daerah yang menolak kehadiran tim Israel. Penolakan inilah yang diduga membuat FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah.

Indonesia tetap kena sanksi FIFA. Tapi hukuman yang dijatuhkan relatif ringan, yakni penghentian sementara bantuan dana FIFA untuk pengembangan sepak bola Indonesia.

Kenapa Indonesia menjadi semacam "anak emas" FIFA? Bisa jadi, faktor hubungan amat baik antara Erick Thohir dengan ketua umum federasi sepak bola dunia itu menjadi penentu.

Maka hal yang tak mungkin, menjadi mungkin. Maksudnya, itu tadi, Indonesia tiba-tiba terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U17.

Indonesia mungkin dianggap sudah siap karena punya sejumlah stadion sesuai standar FIFA yang sedianya untuk menggelar Piala Dunia U-20.

Tapi, Gelora Bung Karno (GBK) yang menjadi stadion terbaik di tanah air terlanjur diikat oleh promotor konser musik Coldplay di pertengahan November.

GBK masih mungkin dipakai untuk jadwal semifinal dan final. Hanya saja, keajaiban yang bisa mengantarkan Timnas Indonesia U17 mampu lolos ke semifinal.

Padahal, tanpa timnas Indonesia, GBK dikhawatirkan akan terlihat seolah-olah kosong, jika yang menonton hanya 1.000 orang. Kapasitas GBK sangat besar, sekitar 70.000 orang.

Lalu, sebagai pengganti GBK, kota Jakarta masih punya Jakarta Internasional Stadium (JIS), stadion baru yang terkesan megah.

Tapi, JIS ternyata belum sesuai standar FIFA. Oleh karena itu perlu direnovasi. Istilah "renovasi" menjadi multi tafsir dan dianggap berbau politisasi.

Stadion masih baru kok direnovasi? Itulah kritik pendukung capres Anies Baswedan, karena JIS dibanggakan sebagai peninggalan monumental Anies ketika masih jadi Gubernur DKI Jakarta.

Terlepas dari polemik politisasi JIS, yang penting saat ditinjau oleh wakil FIFA, diharapkan sudah memenuhi standar dan layak digunakan untuk Piala Dunia U17.

Masalah lain yang cukup membuat gamang sebetulnya bukan sukses penyelenggaraan Piala Dunia. 

Melainkan, bagaimana dalam waktu yang mepet, PSSI mampu membangun Timnas U-17 yang tidak malu-maluin untuk berlaga di pentas piala dunia.

Tidak lolos babak penyisihan grup boleh-boleh saja, tapi jangan sampai jadi lumbung gol tim lawan.

Penunjukan Bima Sakti sebagai pelatih telah memunculkan pro dan kontra di mata pengamat dan pencinta sepak bola nasional.

Bima berhasil menjuarai Piala AFF U-17 pada tahun lalu, tapi gagal karena dibantai Malaysia 1-5 di kualifikasi Piala Asia kelompok usia yang sama.

Padahal, saingan sesama ASEAN, yakni Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Laos, lolos kualifikasi, meskipun akhirnya tersingkir dari 4 besar Asia.

Jadilah Indonesia satu-satunya wakil ASEAN di Piala Dunia. Namun, media di Malaysia dan Vietnam meledek, kualitas Tim Indonesia belum layak tampil di Piala Dunia karena gagal di kualifikasi.

Semoga saja Timnas U17 mampu mengasah teknik, fisik, dan mental. Dengan didukung suporter, kita berharap Indonesia mampu memberikan perlawanan yang heroik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun