Padahal, uang bulanan itu relatif kecil yakni Rp 25.000 per bulan. Tapi kok banyak yang malas mentransfer uang ke rekening bendahara grup?
Namun, jangan buru-buru bilang jumlah Rp 25.000 itu sebagai hal yang ringan. Tak bisa dipukul rata kemampuan semua anggota.
Bagi teman-teman yang sudah pensiun dan ikut banyak komunitas, bisa jadi keberatan dengan iuran sebesar tersebut.
Memang, sebagian besar teman-teman anggota grup, mereka mampu hidup secara layak. Tapi, ada beberapa orang yang tergolong kurang mampu.
Masalahnya, anggota kurang mampu ini tidak punya keberanian untuk menyatakan keberatannya saat diambil kesepakatan soal jumlah iuran.
Oke, anggaplah yang kurang mampu bisa dipahami kenapa menunggak pembayaran iuran. Namun, tak sedikit mereka yang mampu yang malas membayar iuran, padahal rajin ikut acara komunitas.
Di grup lainnya yang saya ikuti, ketua grup bertindak tegas bagi anggota yang berkali-kali menunggak iuran anggota.
Pertama, jika ditimpa kemalangan, anggota yang tidak membayar iuran tidak akan menerima uang duka atau uang bantuan yang sakit keras.
Kedua, anggota akan dikeluarkan dari komunitas jika sudah terlalu lama tidak pernah membayar iuran.
Namun, cara tegas di atas rasanya agak "kasar" dan malah tujuan membentuk komunitas untuk menjalin silaturahmi jadi hilang.
Dari pengamatan saya, komunitas bisa langgeng bila ada "the big boss"-nya. Maksudnya, jika ada acara, big boss dengan sukarela akan menjadi donatur utama.