Satu hal yang menurut saya penting untuk dilakukan oleh semua orang jika berada dalam lingkungan yang relatif ramai, adalah untuk tetap memakai masker.Â
Saya sendiri selalu ingat untuk memakai masker setiap akan meninggalkan rumah. Apalagi, jika mau melaksanakan salat Jumat.
Kondisi salat Jumat tak lagi ada jarak antar jemaah seperti saat pandemi dulu. Memang, saat normal, salat berjemaah harus dalam kondisi "merapatkan barisan".
Sayangnya, banyak orang lain yang tidak pakai masker. Jadi, saya yang pakai masker menjadi minoritas.Â
Dugaan saya, hanya sekitar 2 persen saja jemaah yang pakai masker. Saya mengamati, hanya satu orang dalam setiap dua saf (satu saf memuat sekitar 20 orang) yang pakai masker.
Terhadap mereka yang tak pakai masker, tak ada masalah. Hal ini tidak dianggap pelanggaran, karena pemerintah tak lagi mewajibkan penggunaan masker.
Bahkan, pengurus masjid yang dulu sangat ketat mengecek suhu tubuh jemaah, meminta mencuci tangan dan pakai masker, sekarang terlihat cuek saja.
Sebetulnya, Covid-19 dengan berbagai variannya, menurut dokter tempat saya konsultasi baru-baru ini, masih ada.
Hanya saja, pemerintah tidak lagi memperlakukan penderita Covid secara khusus. Artinya, silakan masing-masing orang mengurus diri sendiri.
Maka, menurut saya, sikap waspada tetap diperlukan, meskipun tidak harus sampai overthinking.
Lagipula, seperti sudah disinggung di awal tulisan ini, untuk warga ibu kota Jakarta dan sekitarnya, data menunjukkan sebagai kota terparah polusi udaranya di dunia.