Telah lama jadi bahan perbincangan masyarakat, terutama yang tertarik dengan isu politik, kapan Presiden Joko Widodo akan melakukan reshuffle kabinet.
Soalnya, indikasi akan adanya kocok ulang para menteri itu sudah terlihat sejak akhir tahun lalu. Kenyataannya, hingga hari ini belum dilaksanakan juga.
Memang ada seorang menteri yang diganti. Tapi jika hanya seorang, sepertinya belum pas jika disebut resuffle.
Menteri dimaksud adalah Zainudin Amali yang mundur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), karena mau fokus sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.
Setelah Menpora dijabat sementara (Plt.) oleh Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, kemudian Presiden menunjuk seorang menteri definitif.
Dan pengganti Menpora tersebut tetap orang satu partai dengan Zainudin, yakni dari Golkar. Artinya, "jatah" Golkar sebagai anggota koalisi pendukung Jokowi, tidak berkurang.
Nah, sekarang ini Menkominfo tersangka dalam kasus korupsi, dan bahkan langsung ditahan oleh Kejaksaan Agung.
Johnny G Plate yang sudah menjabat selama sekitar 3,5 tahun sebagai Menkominfo, mau tak mau tentu harus diganti.
Bisa jadi agar tidak terjadi kekosongan, Presiden Jokowi segera menunjuk Plt Menteri, yang biasanya dirangkap oleh Menko atau menteri lain.
Tapi, setelah dua-tiga minggu, perlu ditetapkan pengganti Menkominfo yang definitif.Â
Jika pergantian itu juga merembet ke beberapa menteri lainnya, maka bisa disebut sebagai reshuffle kabinet.
Baik, tak usah dulu berandai-andai apakah akan terjadi reshuffle atau hanya sekadar mengganti Menkominfo saja.
Yang jelas, Johnny G Plate menjadi menteri karena posisinya di Partai Nasdem yang menjadi koalisi pendukung pemerintahan Jokowi 2019-2024.
Tak tanggung-tanggung, posisi Johnny G Plate adalah Sekretaris Jenderal. Artinya, sangat dekat dengan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh.
Sekiranya Presiden Jokowi masih menganggap Nasdem sebagai bagian dari koalisi, logikanya akan meminta kader Nasdem lainnya sebagai pengganti Johnny.
Namun, kuat dugaan dari sejumlah pengamat, kali ini mungkin pengganti Menkominfo bukan dari kader Nasdem.
Surya Paloh sendiri menyatakan tidak akan mengusulkan pengganti Johnny, karena hingga Paloh membuat pernyataan (17/5/2023), tidak ada permintaan dari Jokowi untuk itu.
Jika memang begitu, tak ada yang mengherankan. Nasdem sepertinya juga sadar, inilah risiko yang dihadapinya gara-gara mengusung Anies Baswedan jadi capres.
Seperti diketahui, Nasdem bersama dengan PKS dan Partai Demokrat telah membentuk Koalisi Perubahan untuk menyongsong Pilpres 2024 mendatang.
Masalahnya, Nasdem seperti "membangkang" karena bekerja sama dengan dua partai oposisi. PKS dan Demokrat adalah partai di luar pemerintahan sekarang ini
Lagipula, ada kesan bahwa Anies Baswedan yang diusung Koalisi Perubahan bukan sosok yang di-endorse Jokowi.
Selama ini, hanya Prabowo dan Ganjar Pranowo sebagai capres yang beberapa kali mendapat pujian Jokowi.
Nasdem sendiri merasa tetap sebagai bagian dari barisan pendukung Jokowi hingga periode kepresidenannya berakhir.
Masalahnya, bersamaan dengan itu, Nasdem juga telah masuk barisan yang berseberangan dengan Jokowi dalam menghadapi Pilpres 2024.
Jadi, jika akhirnya pengganti Johnny G Plate bukan lagi dari Nasdem, bisa dipahami.
Bahkan, 2 menteri asal Nasdem lainnya, yakni Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian) dan Siti Nurbaya (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan) terancam kena reshuffle.
Ya, kita tunggu saja, jadi reshuffle atau hanya sekadar mencari pengganti Johnny G Plate.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H