Pertandingan sepak bola dalam ajang SEA Games 2o23 di Kamboja telah berakhir dan membuahkan hasil yang sangat manis bagi Timnas U22 Indonesia.
Dahaga penantian medali emas sepak bola selama lebih dari tiga dekade (tepatnya 32 tahun), telah terbasuh dalam satu malam, dengan kemenangan Indonesia di laga final, Selasa (16/5/2023).
Laga keras dan dramatis melawan tim Thailand tersebut diwarnai kasus perkelahian massal antar official dan pemain kedua kesebelasan.Â
Tak kurang dari 9 kartu merah dihadiahkan wasit asal Oman yang bertindak cukup tegas selama partai berdarah itu berlangsung lebih kurang 120 menit. Â
Ya, darah dalam arti sesungguhnya, karena ada pemain kita, Bagas Kaffa yang berdarah di bagian bawah hidungnya saat dilanggar pemain Thailand.
Bahkan, Manajer Timas U-22 Kombes Pol. Sumardji dipukuli beberapa staf pelatih Thailand, sehingga wajahnya lebam dan bibirnya berdarah.
Jadi, 9 kartu merah adalah harga untuk kejadian horor itu, terbagi atas 2 kartu untuk Indonesia (1 pemain dan 1 official) dan 7 untuk Thailand (3 pemain dan 4 official/pemain cadangan).
Dari jumlah kartu di atas, terbukti bahwa Thailand yang selama ini bermain dengan keunggulan teknik, tadi malam kalah kualitas dan lantas bermain keras.
Thailand yang selama ini merupakan raksasa sepak bola Asia Tenggara akhirnya harus bertekuk lutut, dibantai Indonesia dengan skor 5-2.
Sebelum itu, di laga semi final, mental tangguh anak-anak Garuda Muda mematahkan raksasa Asia Tenggara lainnya (Vietnam) dengan skor 3-2.
Sehingga, Indonesia sudah sah menjadi pembunuh raksasa, atau menjadi raksasa baru, sebagai penguasa sepak bola antar negar-negara ASEAN.
Tapi, belum saatnya kita untuk berpuas diri. Kedigjayaan Indonesia baru betul-betul valid, bila kita tidak hanya juara di level U-22.
Soalnya, untuk usia remaja, dari dulu pun Indonesia sudah terkenal hebat. Kita sudah pernah juara di level U-16 dan U-19.
Nah, sekarang saatnya untuk menjuarai level senior. Turnamen level senior di Asia Tenggara disebut dengan Piala AFF.
Turnamen tersebut telah digelar sejak tahun 1996 dan berlangsung setiap 2 tahun. Pada Desember 2023 mendatang, dijadwalkan akan kembali bergulir Piala AFF.
Ironisnya, belum sekalipun Indonesia pernah menjuarai Piala AFF, meskipun lumayan sering mencapai babak final.
Singapura saja, negara kecil yang luasnya lebih kurang seluas Pulau Batam dan sekitarnya, telah 4 kali mencatatkan diri sebagai juara.
Rekor juara dipegang oleh Thailand sebanyak 7 kali. Selain itu, Vietnam 2 kali juara dan Malaysia 1 kali.
Tak bisa lain, mental juara anak-anak Timnas U-22 harus ditularkan ke skuad Timnas Senior.
Dan itu bukan hal yang mustahil, karena ada sejumlah pemain U-22 telah beberapa kali memperkuat tim senior.
Pemain dimaksud antara lain Rizky Ridho, Alfeandra Dewangga, Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan Muhammad Ramadhan Sananta.
Tentu, masih ada pemain lain yang berpotensi direkrut tim senior, seperi Muhammad Fajar Fathurrahman yang tampil impresif selama Sea Games.
Fajar Fathur menjadi top skor Sea Games dengan mengemas 5 gol, bersama dengan Ramadhan Sananta dan pemain Vietnam Nguyen Van Tung, yang juga mencetak 5 gol.
Ada lagi yang membuat rasa optimis Indonesia akan pecah telur di Piala AFF mendatang, yakni kemungkinan akan diperkuat sejumlah pemain naturalisasi.
Jordi Amat, Elkan Baggott, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama akan membuat Timnas Indonesia Senior semakin dahsyat kekuatannya.
Mari kita rayakan medali emas sepak bola Sea Games, tapi jangan terbuai atau terlena. Pecah telur Piala AFF menjadi perburuan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H