Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem BSI Error, Nasabah di Aceh Paling Menderita?

13 Mei 2023   05:32 Diperbarui: 13 Mei 2023   05:34 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang nasabah BSI di Aceh yang menunjukkan mobile banking BSI tak bisa digunakan|dok. Kompas.com/Masriadi Sambo

Sejak tanggal 8 Mei 2023 yag lalu, jutaan nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) mengeluh karena error-nya sistem pelayanan di bank syariah terbesar di Indonesia itu.

Diberitakan oleh banyak media massa, antara lain Kompas.com (11/5/2013), bahwa hingga Kamis (11/5/2023), layanan BSI belum sepenuhnya pulih.

Layanan BSI error ini disebut karena adanya serangan siber pada sistem BSI. Awalnya, layanan BSI Mobile, ATM, bahkan juga di teller kantor BSI, tak bisa melayani transaksi.

Kemudian, pada Selasa (9/5/2023), layanan di ATM sudah bisa digunakan nasabah, namun untuk BSI mobile perbaikannya dilakukan secara bertahap.

Sebetulnya, gangguan pada sistem perbankan, pernah dialami bank manapun. Tapi, bank yang sistem pelayanannya bagus, hanya membutuhkan waktu yang tidak lama untuk memulihkannya.

Jika sampai berhari-hari sistem perbankan belum pulih, jelas akan meresahkan nasabah. 

Soalnya, kebutuhan nasabah untuk mengambil, menyetor, dan mentransfer uang, boleh dikatakan menjadi hal yang sering terjadi dan bersifat mendesak.

Alasan bahwa BSI diserang hacker, justru semakin mencemaskan para nasabah, karena bisa diartikan sistem BSI mudah diserang.

Padahal, keandalan sistem perbankan harus secara periodik diuji, dipelihara, dan diperkuat sistem pengamanannya mengikuti perkembangan terbaru.

Kehebohan nasabah BSI sangat terasa di Provinsi Aceh ketimbang di provinsi lainnya. Seperti yang diliput sejumlah stasiun televisi, bisa dikatakan yang paling kencang teriaknya, ya di Aceh.

Seperti yang ditayangkan Stasiun Televisi CNN Indonesia (12/5/2023), pedagang di Aceh yang menjadi nasabah BSI mengaku merugi gara-gara BSI error.

Artinya, BSI merupakan sesuatu banget di Aceh. Tapi, di luar Aceh BSI meskipun semakin berkembang, posisinya masih di bawah the big four (BRI, Mandiri, BCA, dan BNI).

Nasabah BSI di luar Aceh berkemungkinan besar juga punya rekening di bank lain, sehingga mereka tetap bisa bertransaksi.

Tidak demikian dengan Aceh yang secara regulasi sekarang ini hanya membolehkan bank-bank syariah yang beroperasi di kawasan Serambi Mekkah itu.

Regulasi itu berdasarkan Qanun (semacam perundang-undangan yang berlaku di Aceh) nomor 11 tahun 2018, tentang penutupan bank konvensional selambat-lambatnya pada pertengahan 2021.

Makanya, bank-bank konvensional yang sebelumnya punya cabang di Aceh, telah dikonversi menjadi bank syariah, dan nasabahnya diminta memindahkan rekening ke bank syariah.

Jadi, nasabah Bank BRI konvensional otomatis menjadi nasabah BRI Syariah, demikian juga untuk nasabah Bank Mandiri, BNI, dan BTN.

Adapun Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh telah lebih dahulu menjadi bank daerah pertama di Indonesia yan dikonversi jadi bank syariah.

Masalahnya, jumlah bank syariah di Aceh relatif sedikit yang jaringannya menjangkau hingga ke kota-kota kecil di seluruh Aceh.

Apalagi, sejak BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri melakukan merger menjadi BSI. Praktis mungkin hanya BSI dan Bank Aceh yang dominan.

Dulu ketika BSI belum ada, masih terpisah sebagai 3 bank yang berdiri sendiri dengan sistem yang berbeda-beda, pilihan bagi masyarakat Aceh masih cukup banyak.

Akibat BSI error, sampai-sampai ada anggota DPR Aceh yang meminta Qanun yang melarang bank konvensional ditinjau ulang. Maksudnya, bank konvensional masih dibutuhkan di Aceh.

Tentu, kalau hal itu ditinjau ulang, mungkin muncul pro dan kontra terkait sisi syariah dari praktik bank konvensional. 

Sebetulnya, selain warga Aceh, ormas Islam yang besar seperti NU dan Muhammadiyah juga "menderita" gara-gara BSI error.

Muhammadiyah mengeluh karena punya ratusan ribu orang yang berkerja di berbagai lembaga pendidikan, rumah sakit dan klinik Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

Simpanan Muhammadiyah di BSI yang berasal dari mahasiswa dan pasien rumah sakit, sudah dalam angka triliunan rupiah.

Semoga manajemen BSI mampu memetik pelajaran dari kasus yang sangat mahal ini dan ke depan tidak terulang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun