Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Biar Aman, Setelah Ambil Uang di Bank Jangan Singgah di Tempat Lain

30 Januari 2024   08:01 Diperbarui: 30 Januari 2024   08:59 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uang tunai di bank|dok. foto: Qerja.com, dimuat Suara.com

Transaksi non tunai sekarang ini sudah semakin terbiasa dilakukan oleh masyarakat secara umum. Apalagi, bagi anak muda yang selalu pegang gawai, sambil rebahan bisa bertransaksi.

Meskipun demikian, kebutuhan akan uang tunai masih tetap dirasakan. Bahkan, sebagian orang masih perlu mengambil uang tunai dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, mereka yang mangambil uang melalui pelayanan teller bank, lumayan ramai juga. Jika mengambil uang dalam jumlah kecil, biasanya cukup di ATM saja.

Tapi, jika sudah memerlukan uang di atas Rp 10 juta, banyak nasabah yang merasa lebih aman jika dilayani teller.

Mereka yang antre di depan teller di sebuah kantor bank, bisa merupakan nasabah individual, bisa pula nasabah institusi (membuka rekening atas nama perusahaan atau lembaga lainnya).

Khusus untuk bendahara dari suatu organisasi atau perusahaan, sudah biasa mengambil uang dalam jumlah di atas Rp 100 juta.

Nah, masalahnya adalah bagaimana dengan faktor keamanan setelah mengambil uang, hingga si pengambil uang itu sampai dengan selamat di rumahnya atau di kantornya.

Sebetulnya, untuk mereka yang mengambil uang dalam jumlah besar, dimungkinkan untuk mendapat fasilitas pengamanan dari pihak kepolisian.

Hanya saja, banyak perusahaan yang mengutus bendaharanya mengambil uang yang dikawal oleh tenaga sekuriti atau satpam yang memang bekerja di perusahaan tersebut.

Untuk perusahaan kecil, malah bendaharanya pergi mengambil uang ke bank sendirian, tanpa ada pengawal sama sekali.

Padahal, kalau kita membaca di media massa, cukup sering terjadi perampokan atau penodongan atas seseorang yang dalam perjalanan setelah mengambil uang di bank.

Artinya, komplotan penjahat sudah mengintai dengan memata-matai nasabah bank yang baru saja mengambil uang di kantor bank.

Sebagai contoh, bersumber dari Kompas.com (03/05/2023), seorang pria di Sukabumi, Jawa Barat, dirampok saat makan di sebuah warung bakso.

Uang sebanyak Rp 350 juta yang ada dalam ransel yang diletakkan di bawah meja tempat korban makan bakso, raib digondol perampok. 

Korban yang bernama  Burhanudin (43 tahun) ketika makan bakso tersebut, baru saja mengambil uang di sebuah bank di kawasan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.

Karena korban berhenti untuk makan bakso dalam perjalanan pulang, maka terjadilah peristiwa perampokan itu.

Menurut korban saat melapor ke pihak kepolisian setempat, tidak lama setelah korban duduk di warung bakso, datang satu orang yang tidak dikenal mengambil tas ransel korban. 

Pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor yang dikendarai teman pelaku yang sudah siap di depan warung bakso.

Dalam tas ransel milik korban itu tidak hanya ada uang yang baru diambil dari bank, tapi juga telpon genggam dan buku tabungan.

Diduga pelaku telah membuntuti calon korbannya sejak si korban mengambil uang di bank.

Modus seperti di atas bisa dihindarkan jika setelah mengambil uang di bank, korban tidak singgah dulu ke tempat lain, tapi langsung pulang.

Coba saja dicermati berita di media daring. Korban perampokan sehabis mengambil uang di bank, kebanyakan terjadi saat si korban singgah di warung, di pom bensin, atau di tempat lain.

SOP (standar operasional) di bank atau di perusahaan jasa pembawa uang tunai yang menjadi mitra bank, dapat ditiru oleh nasabah yang ingin aman setelah mengambil uang di bank.

Dalam SOP tersebut, sangat jelas ditegaskan bahwa petugas bank pembawa uang tunai dikawal pakai tenaga keamanan yang dimintakan dari aparat kepolisian setempat. 

Itu pun tak dibolehkan singgah-singgah, termasuk mau buang air sekalipun. Makanya, sebelum berangkat dipersilakan makan jika merasa lapar, termasuk ke toilet dan mengisi bahan bakar.

Bukan berarti bank tak pernah kebobolan saat dengan kendaraan membawa uang tunai, tapi biasanya karena ada unsur keterlibatan personil yang bertugas.

Nasabah biasa yang mengambil uang di bank dalam jumlah relatif besar, mungkin masih enggan minta pengawalan dari pihak kepolisian. 

Tapi, asal nasabah tersebut tidak singgah ke tempat lain dan selalu waspada melihat situasi di sekitarnya, insya Allah akan aman-aman saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun