Bahkan, dalam perkembangan terbaru, ternyata kondisinya makin memburuk, seperti ditulis Kompas (17/7/2023). Disebutkan bahwa terjadi "huru-hara" di Hollywood.
Harap tidak salah paham. Huru-hara sangat berbeda dengan hura-hura. Memang, orang film sering berhura-hura. Tapi, huru-hara artinya ada kekacauan.
Huru-hara yang dimaksud adalah terjadinya pemogokan 160.000 orang (ini jumlah yang sangat besar) pemain film dan penulis naskah.
Pemogokan dipicu oleh kegagalan perundingan asosiasi aktor dan aktris serta penulis naskah dengan para produser film di Hollywood.
Tak tanggung-tanggung, menurut berita tersebut, pemogokan diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun ini.Â
Akibatnya, bisa berdampak serius pada proses pembuatan film-film besar seperti sekuel Avatar dan Gladiator.
Upah dan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence, disingkat AI) menjadi alasan terjadinya pemogokan yang membuat gempar industri film Hollywood itu.
Memangnya, apa dampak dari AI yang ditakutkan insan film? Salah satunya, tiruan (replika) digital aktor dan aktris membuat artis beneran tak perlu dipakai lagi.
Produser film tentu saja merasa akan efisien jika menggunakan replika digital. Bintang film yang sosoknya direplika jelas dibayar, namun tak semahal honor artis yang main full untuk 1 film.
Kemudian, naskah film pun tak perlu lagi ditulis oleh seorang penulis naskah, karena AI bisa melakukannya.Â
Sementara itu, pada industri film nasional belum terdengar keresahan bintang film dan penulis naskah terkait kemungkinan penggunaan AI.