Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

5 Pemicu Aksi Koboi di Jalan Raya, Hilang Sudah Hikmah Puasa

12 Mei 2023   05:04 Diperbarui: 12 Mei 2023   05:10 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pengemudi menodongkan pistol|dok. tangkapan layar/republika.co.id

Bulan suci Ramadan yang berlanjut dengan perayaan Idulfitri 2023 sudah berlalu sekitar 3 minggu yang lalu. Kesepian Jakarta ditinggal pemudik, sekarang sudah normal kembali.

Bila Jakarta disebut sebagai "normal", maka itu artinya kondisi di jalan raya mengalami kemacetan parah. Gambaran seperti ini juga terjadi di kota yang berbatasan dengan Jakarta.

Kemacetan parah tersebut lazim pula menimbulkan gesekan antar pengemudi. Emosi sebagian pengguna jalan jadi gampang tersulut.

Selanjutnya, tindak kekerasan atau yang sering disebut sebagai "aksi koboi" pun dari seorang pengendara kepada pengendara lain, relatif sering terlihat.

Apalagi, jika dihitung juga tindakan perang mulut berupa kata-kata saling mengumpat, frekuensi kejadiannya mungkin sudah tak terhitung.

Bisa disimpulkan, pengendalian emosi sebagian pengguna jalan di ibu kota, menjadi masalah yang selama ini sulit diatasi.

Nah, bagi umat Islam, selama bulan puasa sebetulnya sudah terlatih dalam mengendalikan emosi, karena pada hakikatnya puasa adalah pengendalian diri.

Sabar atas provokasi orang lain dan saling menghargai sesama, adalah contoh yang didapat dari keberhasilan mengendalikan diri.

Sayangnya, hikmah puasa selama satu bulan seolah-olah hilang tak berbekas, begitu bulan puasa sudah usai.

Banyak orang seperti kembali ke kebiasaan lamanya yang gampang meledak, arogan, dan cenderung main hakim sendiri.

Seperti kasus yang menimpa David Yulianto (32 tahun), seorang pengemudi sedan dengan nomor dinas polisi palsu (Tajuk Rencana, Kompas, 11/5/2023).

David bertindak arogan terhadap pengguna kendaraan lain di Jalan Tol Dalam Kota di wilayah Tomang, Jakarta Barat. Pria itu terbukti bersalah menganiaya dan menggunakan senjata yang dilarang.

Aksi koboi itu, seperti telah disinggung di awal tulisan ini, memang sudah sering terjadi, sehingga tak lagi mengejutkan.

Namun, bukan berarti hal tersebut wajar untuk diabaikan begitu saja. Justru, bila dibiarkan akan membuat negara kita bukan lagi negara hukum.

Jika dicermati, paling tidak ada 5 hal yang menjadi pemicu terjadinya aksi koboi di jalan raya.

Pertama, karena salah satu pelaku membawa senjata, terlepas dari soal apakah itu senjata yang ada izinnya atau tidak. 

Kedua, karena salah satu pihak atau kedua pihak merasa punya kekuasaan. Maksudnya, mereka punya jabatan atau anak dari pejabat tinggi.

Ketiga, mereka yang berada dalam iring-iringan atau konvoi merasa perjalanannya terhalang.

Keempat, berkaitan dengan mewah atau mahalnya sebuah kendaraan. Pengemudi mobil mewah biasanya merasa lebih arogan.

Kelima, berkaitan dengan dimensi kendaraan. Kendaraan besar seolah-olah berhak mendapat privilege di jalan raya.

Begitulah beberapa faktor pemicu aksi koboi di jalan raya. Mungkin ada lagi faktor lain, tapi kelima hal  di atas sudah cukup mewakili.

Lalu, bagaimana sebaiknya sikap kita, misalnya kita menjadi salah satu pihak yang terkena masalah dengan pengguna jalan raya lainnya.

Soalnya, di kota besar seperti Jakarta, sulit untuk terhindar dari gesekan di jalan raya yang kita lewati.

Pertama, sebaiknya kita bicarakan secara baik-baik, bermusyawarah dengan pihak lawan, bergantian berbicara dan saling mendengar.

Kedua, jika tak tercapai kesepakatan karena salah satu pihak merasa dirugikan, maka jalan terbaik mengembalikan pada aturan hukum yang berlaku di negara kita.

Dalam hal ini, pihak yang merasa dirugikan silakan melapor ke aparat hukum, yakni petugas kepolisian yang terdekat dari tempat kejadian perkara (TKP).

Jika para pengguna jalan mampu mengendalikan diri, aksi koboi bisa berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun