Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Asyiknya Halalbihalal Sambil Menyantap Kuliner Nusantara

26 April 2023   10:07 Diperbarui: 26 April 2023   10:08 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembuatan rendang|dok. ANTARA Sumatera Barat

Jelajah kuliner nusantara idealnya dilakukan betul-betul dengan menjelajah, dalam arti melakukan perjalanan ke berbagai penjuru tanah air kita tercinta ini.

Soalnya, jika bisa berburu kuliner secara langsung ke daerah yang menjadi asal mula terciptanya suatu jenis makanan, tentu bisa sekaligus memperoleh ilmu yang berharga.

Misalnya, rendang sudah diakui sebagai makanan paling lezat di seluruh dunia. Ya, ini bukan salah ketik, rendang betul-betul diakui kelezatannya secara internasional.

Seperti diketahui, rendang berasal dari Sumatera Barat. Nenek moyang orang Minang sudah meninggalkan warisan berharga, berupa jenis makanan rendang, yang sekarang sukses mendunia.

Nah, jika orang luar Sumbar bisa datang langsung ke beberapa sentra produksi rendang, tentu bisa sekaligus mempelajari tata cara pembuatannya.

Tidak hanya itu, sejarah dan filosofi rendang pun bisa diketahui, bagi yang berminant. Hal ini bisa ditanyakan pada ibu-ibu pembuat rendang di Lampasi yang dijuluki sebagai "Kampung Rendang".

Lampasi merupakan sebuah nagari yang terletak di Kota Payakumbuh, Sumbar. Rendang dari berbagai produsen di sini sudah menyebar ke mancanegara karena bisa diawetkan.

Dalam rangka mempromosikan rendang, Lampasi mengklaim sebagai "kampung rendang", dan menjadi branding-nya.

Ternyata, rendang yang ada di Sumbar tidak hanya rendang daging sapi seperti yang dijual di berbagai rumah makan di banyak kota.

Ilustrasi pembuatan rendang|dok. ANTARA Sumatera Barat
Ilustrasi pembuatan rendang|dok. ANTARA Sumatera Barat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun