Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Bolehkah Ibu Memakai Uang Salam Tempel Anaknya?

24 April 2023   10:17 Diperbarui: 25 April 2023   13:00 2571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memakai uang anak secara diam-diam, jika nanti ketahuan oleh si anak, bisa melukai perasaannya. Malah, nantinya kepercayaan si anak pada ibunya bisa berkurang.

Jika anak sudah sekolah atau di atas 7 tahun, tentu si anak sudah bisa berhitung dan lebih memahami arti uang. 

Terhadap anak-anak usia sekolah ini, sebaiknya diberi kepercayaan untuk menyimpan sendiri uang salam tempel lebaran yang diterimanya.

Namun, sebelum itu ada baiknya si anak diberi nasehat, bahwa jika berbelanja harus untuk hal yang bermanfaat. Atau, sebaiknya disimpan saja dan membelikan dompet untuk si anak.

Berikutnya, jika si anak sudah semakin besar lagi, saatnya mengajarkan anak menabung di bank, bermodalkan akumulasi salam tempel sejak masa kecilnya.

Jika mereka tidak menabung di bank, sedangkan dompetnya menggelembung dari hasil salam tempel, khawatirnya bisa cepat ludes.

Terlepas dari soal ditabung di bank atau sekadar disimpan di rumah, sudah saatnya anak remaja punya privacy dalam mengelola uang.

Percayai mereka dan yakini bahwa mereka mengetahui cara menggunakan uang dengan baik. Ya, sesekali diberi nasehat untuk mengingatkan, tentu perlu juga.

Masalahnya, seperti telah disinggung di atas, orang tua yang kehidupan ekonominya serba pas-pasan, adakalanya berharap juga dapat salam tempel.

Namun, kelazimannya, salam tempel itu hanya untuk membahagiakan anak-anak di hari lebaran.

Akhirnya, orang tua akan berusaha merayu bagaimana agar uang anak itu bisa dimanfaatkan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun