Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pencapresan Ganjar di Hari Kemenangan, Pertanda Menang di Pilpres 2024?

22 April 2023   08:00 Diperbarui: 22 April 2023   08:02 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megawati-Ganjar Pranowo | dok. B1/Rommy, dimuat beritasatu.com

Presiden Joko Widodo, dalam berbagai kesempatan melontarkan pujian pada Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra.

Pujian tersebut sering ditafsirkan sebagai endorse Jokowi kepada Prabowo dalam rangka kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Namun, seperti halnya Prabowo, Ganjar Pranowo juga sering mendapat pujian dari Presiden Jokowi.

Hanya saja, jika Prabowo sudah dipastikan sebagai capres dari Gerindra, Ganjar sendiri nasibnya cukup lama "terkatung-katung".

Sebagai kader PDIP yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, nasib Ganjar ditentukan oleh hak prerogatif Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.

Nah, bisa saja ditafsirkan bahwa karena belum ada kepastian pencapresan Ganjar, maka Jokowi bermain dua kaki.

Maksudnya, kedua figur dimaksud, Prabowo dan Ganjar, diyakini sebagai sama-sama punya komitmen untuk melanjutkan berbagai program pembangunan yang sudah dimulai Presiden Jokowi.

Tentu saja, Presiden Jokowi punya harapan agar siapapun penggantinya kelak, program jangka panjang seperti pemindahan ibu kota negara, tetap berjalan sesuai rencana.

Sebagai kader PDIP, wajar bila Jokowi mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres mendatang. 

Namun, bisa jadi untuk berjaga-jaga kalau Megawati mencapreskan anaknya sendiri Puan Maharani, maka Jokowi juga mengindikasikan mendukung Prabowo.

Apalagi, Ganjar pernah ditegur oleh DPP PDIP gara-gara pernyataannya "siap nyapres" yang mungkin dinilai terlalu dini. Padahal, pada waktunya nanti Megawati yang akan menentukan.

Penantian panjang Ganjar berbuah manis, setelah pada hari Jumat (21/4/2023), Megawati menyatakan secara resmi Ganjar Pranowo menjadi capres dari PDIP.

Akhirnya, Megawati berpikir realisitis dan hasil survei yang menempatkan Ganjar sebagai kader PDIP dengan elektabilitas tertinggi, diduga sebagai dasar pengambilan keputusan.

Sekiranya Megawati nekat mencapreskan Puan, bukan tidak mungkin relawan Jokowi yang cukup banyak tidak lagi menjadi pemilih PDIP.

Megawati mengumumkan pencapresan Ganjar bertepatan dengan peringatan Hari Kartini. Meskipun Ganjar jelas-jelas laki-laki, tapi perhatian PDIP terhadap kemajuan perempuan tak pernah surut.

Namun, pengumuman tersebut juga memanfaatkan momen Hari Raya Idul Fitri yang sering disebut sebagai Hari Kemenangan.

Soalnya, pada 21 April 2023 tersebut cukup banyak masyarakat yang sudah berlebaran, meskipun pemerintah mengumumkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada 22 April 2023.

Maka, pengumuman Megawati terebut bisa ditafsirkan sebagai keyakinan PDIP akan kembali menang. 

Tanda-tanda tersebut terbaca pula ketika Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo sama-sama mengikuti salat Idulfitri 2023 di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.

Tinggal kita lihat, koalisi besar yang diwacanakan akan terbentuk, merapat kepada Prabowo atau Ganjar. Seperti diketahui, sekarang ini paling tidak ada 4 kubu dalam menghadapi pilpres 2024.

Pertama, kubu Koalisi Perubahan (KP) yang terdiri dari Partai Nasdem, PKS dan Demokrat. Capres KP adalah mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Kedua, kubu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP dan PAN. Capresnya hingga sekarang belum dideklarasikan.

Ketiga, kubu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB. Ini menjadi kendaraan Prabowo untuk meraih kursi RI-1.

Keempat, kubu PDIP yang secara ketentuan bisa mengusung capres-cawapres tanpa berkoalisi, karena jumlah kursinya di DPR mencukupi. Namun, PDIP tetap perlu teman parpol lain.

Nah, agar lahir koalisi besar, tentu akan ada satu kubu yang merapat ke kubu lain. KP dan KKIR sepertinya sulit untuk merapat ke kubu PDIP karena capresnya sudah fix.

Tapi, sekiranya KIB berhasil digaet PDIP, misalnya dengan menjadikan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai cawapres, maka peluang Ganjar jadi pengganti Jokowi terbuka lebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun