Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sebelum Tidur Maafkan Dulu Orang yang Menyakitimu

29 April 2023   08:11 Diperbarui: 29 April 2023   08:28 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saling memaafkan | dok. Ist/Net, dimuat harapanrakyat.com

Tradisi saling memaafkan merupakan "ritual" yang wajib dalam bersilaturahmi di hari raya Idul Fitri. Silaturahmi itu bisa bertemu secara fisik, bisa juga melalui media sosial.

Jika bertemu secara langsung, sebagai tanda saling memaafkan tersebut, biasanya ditandai dengan saling bersalaman.

Sedangkan dalam silaturahmi melalui media sosial, tentu tidak mungkin berjabat tangan secara fisik. Cukup pakai simbol saja, atau dengan gerakan jika melalui sambungan video.

Oke, apapun itu, lebaran bisa dikatakan identik dengan saling memaafkan antar orang-orang yang bersilaturahmi.

Namun, sebaiknya bukan pada momen perayaan Idul Fitri saja antar sesama manusia saling memaafkan.

Memaafkan orang lain secara tulus memang tidak gampang. Bahkan, ketika bersalaman di saat lebaran, belum tentu saling memaafkan terjadi secara tulus.

Katakanlah di sebuah kantor, pada acara halal bihalal, antar semua karyawan dan pejabat saling bersalaman dan mengucap mohon maaf lahir dan batin.

Tapi, bisa jadi ada seorang staf yang merasa sangat marah pada temannya yang diduga menjelek-jelekkan namanya pada si bos.

Maka, waktu halal bihalal, si staf dan temannya itu bisa saja saling bersalaman, namun si staf dalam hati tetap merasa ingin membalas dendam.

Artinya, berjabat tangan tidak berarti perkara selesai. Apa yang berkecamuk di hati masing-masing, hanya yang bersangkutan dan Allah yang tahu.

Kemudian, anggap saja si staf yang sakit hati pada suatu saat memperoleh kesempatan untuk melampiaskan dendamnya.

Umpamanya, terjadi pergantian atasan yang ternyata satu daerah asal dengan si staf itu tadi. Maka, meskipun berbau nepotisme , staf tersebut sekarang menjadi orang kepercayaan atasan.

Lalu, jika ia menjelek-jelekkan temannya, apa yang akan terjadi? Hubungan antar dua orang rekan kerja itu menjadi rusak dan sulit untuk didamaikan kembali.

Maka, tentu perseteruan tidak akan selesai-selesai. Kepuasan bagi si pembalas dendam sebetulnya bersifat semu.

Akan lebih mendatangkan kenyamanan di hati, jika sejak awal tidak ada persoalan dendam dan kebencian yang dipelihara terus menerus.

Caranya adalah dengan melakukan sebuah "ritual" setiap sebelum tidur. Ritual dimaksud adalah memaafkan siapaun yang menyakiti kita pada hari itu, meskipun ia tidak minta maaf.

Bahkan, idealnya tidak sekadar memaafkan secara tulus saja, tapi juga mendoakan kebaikan bagi orang yang telah menyakiti kita, dan mengikhlaskan semuanya.

Dengan cara seperti itu, suasana kebatinan kita akan tenang dan hati kita tidak tercemar oleh dendam kesumat. 

Besoknya, kita bisa fokus melakukan apa yang menjadi tugas kita dengan sebaik-baiknya, dan hubungan kita dengan orang lain tetap baik.

Jika kejahatan dibalas dengan kejahatan, api ketemu api, maka permusuhan akan abadi. Kedua belah pihak jadi sama-sama rugi.

Tapi, jika kejahatan dibalas dengan kebaikan, pihak yang jahat akan malu diri. Suatu saat pihak yang jahat akan menyadari kesalahannya dan akan berbuat baik sebagai tindakan koreksi.

Ada kisah di zaman Nabi Muhammad yang sering disampaikan para ustaz. Kisah tersebut tentang seorang Arab Badui yang disebut Rasulullah sebagai ahli surga.

Para sahabat Nabi merasa heran, kenapa orang Badui yang ibadahnya biasa-biasa saja itu, disebut sebagai ahli surga.

Ternyata, setelah dicermati keseharian orang Badui itu, ada hal istimewa yang dilakukannya, yakni memaafkan orang yang menyakitinya setiap sebelum tidur.

Nah, mari kita teladani kisah di atas. Mungkin pada awalnya berat untuk memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Jika sudah terbiasa, semuanya terasa ringan dan kehidupan kita jadi lebih indah.

Dari sisi sebaliknya, kita tentu harus segera meminta maaf kepada orang lain yang mungkin hatinya tersakiti karena tingkah laku kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun