Saya terbiasa bangun untuk makan sahur sekitar pukul 03.50 hingga 04.00 WIB. Istri saya biasanya bangun setengah jam sebelumnya dan langsung menyiapkan menu makan sahur.
Terkadang, 2 anak saya sudah bangun sendiri saat saya bangun. Tapi, sering juga saya yang mengetuk pintu kamar masing-masing anak untuk membangunkannya.
Sungguh, jika makan sahur tanpa ada bunyi-bunyian, kok terasa sepi sekali. Maklum, dalam keadaan mata terkantuk-kantuk, kami tak punya topik obrolan sambil makan.
Sebetulnya, tanpa hiburan pun tak masalah, karena kami tak punya banyak waktu luang. Dengan bangun pukul 04.00, praktis waktu yang tersedia cuma 30 menit menjelang waktu imsak.
Waktu yang sedikit itu tergolong pas-pasan saja untuk makan dan minum, juga minum obat misalnya ada obat atau vitamin.
Tapi, sekiranya ada hiburan, tentu akan lebih asyik dan syukur-syukur jadi menambah nafsu makan.
Soalnya, makan sahur sangat berbeda dengan makan waktu berbuka puasa. Ketika berbuka, apapun terasa enak karena lapar.
Saat makan sahur, makanan yang biasanya enak pun terasa kurang enak, karena perut belum begitu lapar dan mata masih agak mengantuk.
Akhirnya, televisi yang memang berada dekat meja makan selalu saya hidupkan sebagai "bunyi-bunyian" agar makan sahur tidak terasa sepi.
Sayangnya, maksud saya untuk mencari hiburan yang tak biasa melalui layar kaca, namun bersifat edukatif, tidak pernah kesampaian.