Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pelawak yang Jadi Ustaz dan Ustaz yang Pintar Melawak

4 April 2023   04:49 Diperbarui: 4 April 2023   04:51 2046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konon, bila seorang ustaz atau penceramah agama tak pandai menyisipkan materi yang lucu dalam ceramahnya, para jemaah akan tertidur mendengar ceramahnya.

Materi yang terlalu serius, membuat pendengar sulit untuk berkonsentrasi mengukutinya. Tapi, materi serius yang dibawakan secara ringan dan kocak, lebih menggugah jemaah.

Meskipun begitu, harus diakui, bahwa orang yang tergugah belum tentu akan dengan gampang melakukan apa yang diceramahkan oleh Pak Ustaz.

Sering kesadaran seseorang hanya sebatas saat di masjid. Ketika sudah berada di luar masjid, larut lagi dengan persoalan duniawi.

Adakalanya, hal-hal yang dilarang Allah, justru didekati. Sebaliknya, perintah Allah malah dijauhi.

Tapi, terlepas dari itu, kehadiran para penceramah agama yang disukai publik, tetap dibutuhkan. 

Dengan sering-sering mendengar ceramah agama, meskipun tidak seketika mengubah perilaku seseorang, insya Allah masih ada harapan, ketimbang mereka yang melupakan masjid.

Nah, biasanya ada penceramah favorit yang disukai banyak orang. Di sinilah diperlukan kemampuan ekstra seorang penceramah, yakni yang juga bisa menghibur.

Beberapa penceramah dikenal sebagai pintar melucu, seperti Ustaz Abdul Somad, Ustaz Solmed, Ustaz Maulana, dan Ustaz Wijayanto, sekadar menyebut beberapa contoh.

Mungkin karena menyadari kemampuan melawak sebagai modal, tak sedikit pelawak yang akhirnya terjun menjadi pendakwah.

Contohnya adalah Akri Patrio, yang dulu tergabung dalam grup lawak Patrio bersama Eko dan Parto.

Demikian pula pelawak Ginanjar dari grup lawak Empat Sekawan. Grup ini sudah lama vakum, dan Ginanjar memilih jalannya sendiri sebagai penceramah agama.

Apakah para pelawak yang hijrah alias banting setir itu tidak takut penghasilannya turun?

Ya, untuk seorang pelawak atau grup lawak, ketika dalam puncak popularitasnya, tarifnya tergolong mahal. 

Belum lagi jika si pelawak mendapat job lain, seperti menjadi bintang iklan untuk produk tertentu yang dipromosikan di layar kaca.

Tapi, masa kejayaan pelawak relatif tidak lama. Selalu ada pasang surutnya, dan langka sekali yang bisa bertahan sampai tua.

Di lain pihak, seorang pendakwah tentu tak boleh bermotif untuk mencari uang. Bahwa dapat uang boleh-boleh saja, tapi itu bukan motif utama.

Memang, ada saja isu tentang tarif seorang penceramah mulai dari yang rendah di kelas antar kampung hingga yang tertinggi yang sudah kelas nasional.

Tapi, isu tersebut agak susah dibuktikan, karena  biasanya hal ini tak pernah terpublikasikan.

Penceramah yang sering tampil di televisi, diperkirakan punya "tarif" yang sudah ada standarisasinya. Soalnya, stasiun televisi akan mendapat keuntungan dari sponsor pada acara tersebut.

Jangan mengira acara pengajian sepi dari sponsor, apalagi di bulan puasa seperti sekarang ini, yang merupakan masa "panen" para penceramah di layar kaca.

Terlepas dari urusan penghasilan seorang pendakwah, pilihan yang diambil para pelawak (termasuk juga selebritas di bidang lain) untuk jadi da'i, perlu diapresiasi.

Semoga melalui ilmu agama yang didakwahkannya, akan menjadi kontribusi positif bagi meningkatkan pembangunan mental masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun