Sekarang, perhatian masyarakat terhadap agama memang meningkat, paling tidak terlihat dari semakin banyaknya kaum wanita yang menggunakan jilbab.
Maka, tak terhindarkan lagi, para ustaz dan ustazah yang sudah punya nama, sudah menjadi selebritas yang punya nilai komersial.
Apa baju yang dipakai ustaz atau ustazah bisa saja menjadi tren baru dalam perkembangan pakaian muslim.Â
Tentu bisa dipahami, jika produsen pakaian muslim berkolaborasi dengan ustaz atau ustazah, sah-sah saja adanya.
Bahkan, bisa jadi ada pendakwah yang menjadi bintang iklan secara terang-terangan, umpamanya untuk perusahaan jasa travel umroh dan haji, produsen sarung, dan sebagainya.
Adapun contoh di awal tulisan ini yang memakai skenario pura-pura lemas, dalam ilmu pemasaran lazim disebut dengan soft selling.Â
Secara umum, yang dimaksud dengan soft selling adalah taktik merayu calon konsumen secara halus atau secara tersamar.
Nah, cara uztad dan host di atas merupakan salah satu contoh soft selling.
Di masa sekarang, di mana mungkin sebagian masyarakat sudah bosan menonton iklan secara langsung, soft selling bisa dinilai lebih ampuh.
Soalnya, jika disampaikan sebagai iklan, pemirsa televisi justru akan segera memindahkan saluran televisi yang ditontonnya melalui remote control.
Kembali ke soal peranan ustaz atau ustazah dalam ranah komersial, seperti telah disinggung di atas, tampaknya menjadi hal yang tak terelakkan.