Saya dulu pernah berdinas di Bali pada tahun 1996-1997. Setelah itu, saya masih sempat berwisata ke Bali rata-rata sekali dalam 2 tahun.
Dari apa yang saya lihat, turis Bali dari dulu sudah ramai. Terutama di kawasan Kuta dan sekitarnya, kehadiran turis asing sangat mendominasi.
Saking dominannya, sebagian turis asing merasa seolah-olah berada di negaranya sendiri. Bahkan, mungkin lebih bebas ketimbang yang mereka lakukan di negaranya.
Bali memang menjadi surga para turis. Selain keindahan alam dan kekayaan budayanya, turis juga merasa nyaman karena masyarakat Bali yang terbuka dan ramah.
Sepanjang para turis tidak mengganggu orang lain, serta  tidak melanggar ketentuan bila memasuki tempat suci, semuanya akan oke-oke saja.
Contohnya, silakan saja mau berjemur di pantai dengan pakaian super minim, sesuatu yang mungkin sulit diterima masyarakat di luar Bali.
Makanya, bila turis asing berkunjung ke luar Bali, misalnya ke Aceh atau Sumbar, biasanya mereka lebih berhati-hati ketika berjemur di pantai.Â
Namun, akhir-akhir ini turis asing di Bali terlihat semakin kebablasan. Sikap permisif masyarakat disalahgunakannya dalam mengemudikan kendaraan sewaan.
Sepertinya, banyak dari mereka yang seenaknya saja bepergian naik motor tanpa helm dan bertelanjang dada.