Tak banyak orang yang rutin, katakanlah setahun sekali, dalam melakukan Medical Check Up (MCU) atau pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Padahal, semua orang pasti sepakat bahwa MCU sangat bermanfaat untuk memastikan kondisi kesehatan, serta sekaligus untuk mengantisipasi jika ada potensi penyakit yang mengancam.
Kalau ada potensi tersebut yang terlihat dari hasil MCU, tentu akan lebih mudah mencegahnya, ketimbang menunggu penyakit berkembang hingga tahap yang gawat.
Masalahnya, kenapa orang yang tahu manfaat MCU malah malas melakukannya? Bukankah banyak orang baru mau diperiksa kesehatannya ketika sudah terlanjur sakit?
Orang yang tidak merasa sakit tapi mengikuti MCU, biasanya karena "terpaksa", misalnya untuk persyaratan mendapatkan pekerjaan.
Di perusahaan-peruasahaan besar, juga mengharuskan para karyawannya yang berusia di atas 40 tahun ikut MCU setahun sekali.
Nah, di bawah ini adalah berbagai alasan yang mungkin membuat seseorang enggan melakukan MCU secara sukarela.
Pertama, takut dengan biayanya yang mahal. Sekarang, sekadar memeriksa darah untuk beberapa indikator saja, misalnya kolesterol dan gula darah, tarifnya sekitar Rp 500.000.
Bila ingin lebih lengkap (untuk periksa darah termasuk melihat fungsi hati, ginjal,dan sebagainya), bisa di atas Rp 1 juta.
Bahkan, agar lebih komplit termasuk MRI jantung dan otak, juga pemeriksaan mata, gigi, dan THT, diperkirakan di atas 5 juta.