Saat tahun politik seperti sekarang ini, pertemuan dua orang ketua umum partai politik tidak selalu harus dimaknai sebagai penjajakan untuk melakukan koalisi.
Apalagi, saat ini sudah terbaca bahwa terdapat 3 koalisi, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Perubahan (KP).
Ketiga koalisi itu relatif solid dalam rangka menyusun kekuatan demi berkompetisi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Meskipun demikian, pertemuan lintas koalisi masih lumayan sering terjadi. Beberapa parpol anggota KP, secara terpisah sudah mendatangi parpol anggota KKIR dan KIB.
Bahwa politik itu dinamis, memang sudah begitu kodratnya. Sampai batas terakhir jadwal pendaftaran capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), semuanya masih mungkin berubah.
Maksudnya, bisa saja satu koalisi bubar karena masing-masing parpol anggotanya berpencar bergabung dengan koalisi yang lain.
Tapi, seperti yang disinggung di awal tulisan ini, jangan selalu memaknai pertemuan lintas koalisi sebagai upaya satu pihak merayu pihak lain untuk berpindah kubu.
Hal itulah yang terjadi pada pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, pada Minggu (5/3/2022).
Pertemuan tersebut berlangsung di kompleks kediaman Prabowo yang sangat luas di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Setelah pertemuan yang sangat akrab itu, keduanya memberikan pernyataan saling menghormati pilihan politik masing-masing.
Seperti diketahui, secara politik Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra berada di kubu KKIR bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).