KIR sudah hampir pasti mengusung Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra yang juga menjadi Menteri Pertahanan) sebagai capres.
Cawapresnya masih belum jelas, tapi PKB tentu saja mengharapkan ketua umumnya Muhaimin Iskandar sebagai pendamping Prabowo.
Nah, KIB meskipun lebih awal dibentuk, justru sama sekali belum jelas siapa capres yang akan diusungnya. Maka, menarik mencermati, bagaimana kira-kira skenario yang disusunnya.
Jika dilihat jagoan dari masing-masing partai anggota KIB, aspirasinya berbeda-beda. PAN berterus terang mendukung Ganjar Pranowo-Erick Thohir.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di depan Presiden Joko Widodo, saat Rakornas PAN di Semarang (26/2/2023).
Padahal, baik Ganjar maupun Erick, bukan kader PAN. Bahkan, Ganjar yang juga Gubernur Jawa Tengah itu adalah kader PDIP.
Gara-gara sikap PAN tersebut, PDIP sempat menyinggung soal etika politik, bila sebuah parpol mengusung kader parpol lain, tanpa bermusyawarah terlebih dahulu.
Agak mirip denga PAN, PPP juga menjagokan kader parpol lain. Dalam beberapa kesempatan, PPP menyatakan niatnya untuk mendukung Sandiaga Uno yang sebetulnya kader Gerindra.
Bagaimana dengan Golkar? Sejauh ini, Golkar konsisten mendukung ketua umumnya sendiri, Airlangga Hartarto, sebagai capres. Ya, minimal menjadi cawapres.
Melihat kondisi seperti itu, di mana belum terdapat titik temu antar PAN, PPP, dan Golkar, ada kemungkinan terjadi kebuntuan politik.
Skenario kebuntuan politik itu bisa membuat KIB terancam bubar. Ini merupakan prediksi Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, seperti diberitakan Kompas.com (3/3/2023).