Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tebal Tipisnya Amplop Kondangan dan 6 Metode Pengisiannya

9 Februari 2023   05:22 Diperbarui: 9 Februari 2023   05:31 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondangan adalah istilah yang lazim di Jakarta dan sekitarnya yang konon berasal dari kata "ke undangan". Maksudnya pergi memenuhi undangan pernikahan.

Lazimnya, seseorang atau sepasang suami istri yang pergi kondangan akan mengenakan pakaian terbaik. Untuk laki-lakinya, lebih banyak yang memakai kemeja batik lengan panjang.

Sedangkan perempuan dulu biasanya memakai kebaya, tapi sekarang banyak yang memakai pakaian muslimah. 

Namun, tetap saja pakaian muslimah untuk kondangan, lebih bagus ketimbang pakaian yang dipakai sehari-hari untuk bekerja.

Masih banyak tetek bengek lain yang berkaitan dengan penampilan seorang wanita di acara kondangan, seperti memakai perhiasan, pakai tas bermerek, dan sebagainya.

Tentu saja, baik pria maupun wanita, pasti memakai parfum yang berharga relatif mahal, meskipun parfum pria dan wanita berbeda.

Nah, setelah soal penampilan, datang ke kondangan sejak belasan tahun terakhir ini identik dengan membawa amplop.

Kalau zaman dulu, para tamu datang dengan membawa kado yang terbungkus rapi dan dikemas secara menarik dengan kertas kado berwarna.

Namun, mungkin untuk alasan kepraktisan, akhirnya budaya memberi amplop sebagai hadiah pernikahan, menjadi sebuah kelaziman.

Makanya, di pintu masuk acara pernikahan, para tamu disambut oleh penerima tamu. Kalau undangannya banyak, ada beberapa meja penerima tamu.

Mengisi daftar tamu dan memasukkan amplop ke dalam kotak yang tersedia di meja penerima tamu, menjadi "ritual" awal bagi semua tamu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun