Keempat, tergantung kelas sosial si pengundang. Jika yang punya hajat orang terpandang, amplopnya tebal dan sebaliknya jika orang biasa yang mengundang.
Tapi, bisa juga pengundang yang orang kurang berpunya, diberikan amplop tebal, hitung-hitung sebagai amal.
Sedangkan orang berpangkat, karena sudah kaya, cukup berikan amplop ala kadarnya saja.
Kelima, tebal tipis dikaitkan dengan kedekatan antara si pengundang dan yang diundang. Jika masih terhitung famili atau sahabat dekat, amplopnya lebih tebal.
Keenam, tergantung besarnya isi amplop yang pernah diberikan si pengundang, saat si tamu dulu mengadakan acara resepsi pernikahan.
Barangkali masih ada metode lain, tapi dengan contoh di atas, cukuplah untuk menjadi pertimbangan bagi mereka yang mau kondangan.
Amplop diberi nama atau tidak, biasanya ada kaitan dengan tebal tipis. Mereka yang memberi amplop tipis lazimnya tidak memberi nama di bagian luar amplop.
Amplop apakah untuk pengantin atau orang tuanya, akan tergantung dengan siapa si tamu lebih dekat.Â
Tapi, susah juga untuk menyerahkan amplop ke tangan pengantin atau orang tua pengantin, karena sudah disediakan kotak di depan.
Kecuali, seperti yang pernah terjadi meskipun jarang, di depan tesedia 2 kotak, yakni kotak untuk pengantin dan untuk orang tua pengantin.
Ada pihak pengundang yang ingin ngelaba, berharap jumlah amplop yang diterima lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan.