Ternyata program wajib belajar belum sepenuhnya berhasil, terutama dalam menjangkau warga kelas bawah.
Maka, pemerintah seharusnya berterima kasih pada sejumlah pihak yang menghadirkan pendidikan alternatif bagi kaum marjinal.
Contohnya, sekolah yang sangat sederhana yang mengambil tempat di bawah kolong jembatan.
Sekolah di kolong jembatan itu ditemui di sejumlah kota besar di tanah air. Di Jakarta, antara lain terdapat di sebelah timur Universitas Negeri Jakarta dan kolong jembatan Lodan, Pademangan.
Di tengah gencarnya program belajar yang sudah menggunakan teknologi canggih, jangan sampai perhatian terhadap program wajib belajar menjadi terabaikan.
Ironis memang, ketika anak-anak kelas menengah ke atas menikmati program "Merdeka Belajar" dari para guru dengan label "Guru Penggerak", masih ada anak-anak yang tak tersentuh pendidikan.
Semoga ke depan, berbagai pihak yang terlibat, baik instansi pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat, berhasil menekan angka buta huruf menjadi di bawah 1 persen dari total penduduk Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI