Makanya, kedatangan Nasdem ke Sekber Gerindra bisa ditafsirkan sebagai pesan bernada "gertakan" buat Demokrat dan PKS.
Demokrat memang langsung tersengat dan segera menyuarakan akan mendeklarasikan Anies sebagai capres (selama ini baru Nasdem yang mendeklarasikan).
Bahkan, Partai Demokrat juga menginginkan segera dibentuk sekretariat bersama seperti yang dipunyai Gerindra dan PKB.
Nasdem sebetulnya dari awal menghendaki pendamping Anies bukan dari Demokrat dan juga bukan dari PKS.
Bagi-bagi kekuasaan bila menang, mungkin akan tawar menawar pada jumlah menteri yang akan mewakili anggota partai koalisi.
Tapi, karena itu tadi, semuanya saling bersikukuh dengan pendapat sendiri, kesabaran Nasdem sudah sampai pada batasnya.
Nasdem bahkan mungkin sudah ikhlas bila gagal mencapreskan Anies, makanya merintis hubungan dengan Gerindra-PKB.
Bila itu terjadi, jelas suatu kerugian besar untuk Anies. Untuk Nasdem sendiri, ongkosnya juga besar, karena hubungannya dengan sesama koalisi pendukung Jokowi, agak terganggu.
Apalagi, misalnya Presiden Jokowi jadi melakukan resuffle kabinet dengan mendepak menteri asal Nasdem.Â
Mengingat Anies sendiri bukan anggota Partai Nasdem (meskipun dalam safari politik, Anies seperti menjadi "jurkam" Nasdem), kalau akhirnya Koalisi Perubahan bubar, Nasdem akan legowo.
"Gertakan" Nasdem tampaknya mulai memperlihatkan hasil, dengan digelarnya pertemuan Tim Kecil Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS.