Ternyata peminat tarompa datuak tidak hanya orang lokal saja, turis asing pun tak sedikit yang membeli.
Jika saja tarompa datuak dipromosikan secara lebih gencar, termasuk dengan lebih intensif menggunakan media sosial, prospek bisnisnya terbilang cerah.
Permasalahannya adalah regenerasi pengrajin agak tersendat, karena anak muda yang tertarik untuk jadi pengrajin sandal, relatif sedikit.
Tapi, jika terbukti menghasilkan cuan yang lumayan, tentu akan lebih banyak anak muda yang tertarik jadi pengrajin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H