Produksi tarompa datuak dilakukan secara manual oleh beberapa pengrajin sepatu dan sandal yang terdapat di beberapa kota di Sumatera Barat.
Bahkan, ada juga perantau Minang di Medan dan Jakarta yang sengaja membuat dan menjual tarompa datuak. Ternyata yang bukan orang Minang pun banyak yang suka.
Seorang pengrajin menuturkan mampu membuat 20 pasang tarompa datuak dalam 1 hari selama 8 jam kerja.Â
Proses pengerjaannya secara manual dengan berbagai alat seperti pisau khusus untuk memotong kulit yang menjadi tapak sandal.
Demikian juga memotong kulit yang lebih halus untuk bagian atas sandal.
Lalu ada semacam mal atau cetakan (berbentuk bagian bawah dari kaki manusia) untuk berbagai ukuran.Â
Kulit atas dan kulit bawah harus dililit ke cetakan itu tadi secara manual sewaktu pengerjaannya.
Harganya dijual sekitar Rp 180.000 bagi yang tidak sepenuhnya kulit dan Rp 400.000 untuk yang full kulit asli.
Sekarang, tarompa datuak ini laris manis dicari para perantau Minang yang pulang kampung.
Pasar Seni Ancol, Toserba Sarinah, dan sebagainya.
Bagi mereka yang tinggal di Jakarta, tarompa datuak dijual di berbagai toko kerajinan dan seni, seperti diTarompa datuak tersebut, sebagian dibuat oleh pengrajin yang perantau asal Minang. Namun, juga ada dibuat oleh pengrajin sandal dari Garut, Jawa Barat.