Ada juga kader Golakr yang setelah pindah menjadi kader Nasdem, sekarang menjadi Gubernur NTT, yakni Victor Laiskodat.
Memang, ada pula mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (lebih dikenal dengan Pakde Karwo) yang bolak baik, dari Gokar ke Demokrat, lalu sekarang balik lagi ke Golkar.
Kader asli Golkar yang memenangkan pilgub relatif sedikit, antara lain Ansar Ahmad (Kepulauan Riau) dan Rohidin Mersyah (Bengkulu).
Bahwa Golkar juga mendukung tokoh non kader untuk jadi gubernur yang diusung bersama partai lain, itu lain cerita.
Tapi, satu hal yang mesti jadi perhatian parpol, tidak hanya Golkar, betapa soal pengkaderan dari bawah masih lemah di banyak partai.
Kader yang sudah punya nama sosoknya itu-itu saja, tapi mereka bisa jadi kutu loncat dengan berpindah-pindah partai.
Merekrut artis atau tokoh publik, termasuk pejabat seperti Ridwan Kamil di atas, jadi strategi jalan pintas yang lazim ditempuh.
Langkanya kader parpol yang berkualitas membuat larisnya tokoh non parpol yang diusung oleh parpol sebagai calon kepala daerah, dengan pertimbangan tokoh itu punya popularitas dan kapabilitas.
Ridwan Kamil sewaktu pilgub Jabar dan Anies Baswedan sewaktu pilgub DKI adalah tokoh non parpol.
Namun, harus diakui, beberapa kader asli partai sebagian akhirnya terpilih sebagai gubernur.
Sebagai contoh, PDIP berhasil menempatkan kadernya sebagai gubernur yakni di Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Utara.