Kemudian, polisi melakukan penyelidikan dan menetapkan 3 orang tersangka, yakni Wowon alias Aki (60 tahun), Solihin alias Duloh (65 tahun), dan Dede (35 tahun).
Ketiganya adalah tersangka pembunuhan atas 9 orang di Bekasi, Cianjur dan Garut, termasuk yang di Bantargebang di atas.
Uniknya, Dede yang jadi tersangka merupakan bagian dari 5 orang yang ditemukan di rumah kontrakan tersebut, dan termasuk korban yang selamat.
Jadi, modusnya adalah meminum kopi yang sudah diracun. Tapi, Dede sendiri hanya minum sedikit dan berpura-pura keracunan sebagai skenario.
Ironisnya, korban yang dibunuh sebelumnya sudah menyerahkan uang yang dikumpulkan oleh Dede, dengan iming-iming keuntungan yang berlipat.
Di antara korban tersebut, juga ada keluarga dekat yang dianggap berbahaya karena mengetahui tindak pidana pembuhunan dan penipuan yang telah dilakukan tersangka.
Akhirnya, para korban betul-betul ibarat jatuh ditimpa tangga. Berharap keuntungan berlipat ganda, malah kehilangan nyawa.
Menurut keterangan pihak kepolisian, sejauh ini dana yang telah dikumpulkan komplotan pembunuh berantai itu kurang lebih Rp 1 miliar.
Masih ada misteri yang perlu didalami lebih lanjut oleh pihak kepolisian, seperti bagaimana skenario pembunuhan di Cianjur.
Sedangkan yang di Bekasi, seperti telah disinggung di atas dengan minum kopi berisi pestisida.
Dua di antara sembilan korban diketahui sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW), yang jasadnya ditemukan di dua lokasi yang berbeda.