Jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo adalah kader PDIP, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa kader PKB, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kader partai mana?
Perlu diingat, ketiga provinsi tersebut menjadi penentu kemenangan dalam Pemilu, karena jumlah penduduknya yang sangat banyak dibanding provinsi lainnya.
Ternyata, selama ini Kang Emil (demikian panggilan akrab Ridwan Kamil) belum punya partai, mirip Anies Baswedan sewaktu menjadi gubernur DKI Jakarta.
Kalau melihat kembali partai pengusung Kang Emil sewaktu mengikuti Pilgub Jawa Barat, maka pengusungnya adalah Nasdem, Hanura, PPP, dan PKB.
Logikanya, salah satu dari keempat partai tersebut akan dipilih Kang Emil, jika memang ingin masuk sebagai aktivis partai.
Atau, tetap independen saja karena memang tak ada kewajiban seorang kepala daerah menjadi orang partai.
Dengan status orang bebas, malah akan menguntungkan karena nantinya bisa didukung partai manapun, baik untuk Pilpres 2024 atau untuk Pilgub Jabar periode kedua.
Bahkan, Anies Baswedan yang sudah nyata-nyata dideklarasikan sebagai capres dari Nasdem, belum secara resmi menyatakan bergabung sebagai orang dalam Nasdem.
Namun, pada berbagai kesempatan saat melakukan safari politik, secara terselubung ada kesan Anies "berkampanye" bagi Nasdem.
Barangkali setelah melakukan perenungan yang dalam, pertimbangan yang matang, mungkin juga melakukan salat istikharah, Kang Emil menjatuhkan pilihan pada Partai Golkar.
Partai penguasa Orde Baru itu memang sudah sarat pengalaman, meskipun sekarang yang memimpin sudah generasi muda Golkar.
Maksudnya, para pengurus Golkar sekarang belum berperan banyak, bahkan belum terkenal, saat Orde Baru dulu.
Apa keuntungan bergabung ke Golkar bagi Kang Emil, agaknya menarik untuk dicermati.
Kalau keuntungan bagi Golkar, jangan ditanya. Golkar pasti merasa sangat beruntung, karena sekarang punya gubernur di provinsi besar di Pulau Jawa.
Sekarang Golkar sudah tak ketinggalan dengan PDIP yang punya Ganjar dan PKB yang punya Khofifah.
Lagipula, kepopuleran Kang Emil tidak hanya sebatas Jawa Barat, namun sudah di level nasional.
Kepopuleran Kang Emil didukung oleh keaktivannya di media sosial. Satu lagi, masjid fenomenal di berbagai daerah, banyak yang dirancang Kang Emil yang memang seorang arsitek itu.
Nah, ada 4 alasan yang disebut Kang Emil kenapa bergabung ke partai berlambang pohon beringin tersebut, seperti ditulis Kompas.com (18/1/2023).
Pertama, Partai Golkar itu sangat kuat sebagai simbol partai tengah, partai yang Pancasilais dan partai yang terbuka.
Kedua, Golkar memiliki sejarah yang panjang, di mana mereka merupakan institusi yang sangat terhormat.
Ketiga, Kang Emil merasa hubungan komunikasinya dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sangat baik sejauh ini.
Keempat, Golkar konsisten sampai hari ini selalu fokus membangun kekaryaan dan progresif.
Jika dicermati, ternyata ada satu alasan yang bernada sentimentil, yakni alasan ketiga. Alasan lainnya lebih bersifat normatif.
Kenapa disebut sentimentil? Soalnya Kang Emil menyatakan sewaktu kena musibah, Airlangga datang lebih dari sekali dan menyatakan simpati.
Itulah sisi kemanusiawian dan kehumanisan Airlangga yang sangat diapresiasi Kang Emil.
Kita tunggu saja seperti apa kiprah Kang Emil di Golkar, terutama dalam kaitannya dengan kontestasi Pilpres 2024.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H