Rasa sakit hati penggemar sepak bola nasional mungkin masih tersisa terkait gagalnya Timnas Indonesia di babak semifinal Piala AFF 2022.
Adalah Vietnam yang mengganjal langkah Indonesia. Setelah bermain imbang 0-0 di laga leg pertama di Jakarta, Indonesia kalah 2-0 di laga kedua di Hanoi.
Tapi, fokus tulisan ini bukan soal bola. Ada berita berkaitan dengan penegakan hukum di Vietnam yang berbuntut dengan pengunduran diri Presidennya, Nguyen Xuan Phuc.
Hal tersebut menarik untuk diangkat, mengingat di Indonesia tidak lazim seorang pimpinan mengundurkan diri karena kesalahan anak buah.
Kompas.id (17/1/2023) menulis bahwa Nguyen Xuan Phuc mendadak mundur dari jabatannya, Selasa (17/1/2023).Â
Pengunduran diri Phuc terkait dengan gerakan antikorupsi yang dilancarkan Sekjen Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong.
"Operasi Pembersihan" di atas telah menyebabkan terjadinya turbulensi politik di Vietnam, bahkan sempat beredar isu Phuc akan dipecat.
Saat desas-desus itu beredar dalam beberapa hari terakhir, tiba-tiba Phuc menyampaikan pengunduran dirinya pada pertemuan khusus Komite Sentral Partai Komunis.
Mungkin kita di Indonesia tak terlalu mengenal Presiden Vietnam. Tapi, wajahnya banyak menghiasi media massa Indonesia karena pada Desember 2022 lalu, Phuc berkunjung ke Indonesia.
Saat itu, Nguyen Xuan Phuc diterima secara resmi sesuai protokoler kenegaraan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (Kamis, 22/12/2022).
Selain itu, bagi yang menyaksikan siaran langsung turnamen Piala AFF 2022, ketika pertandingan berlangsung di Hanoi, Phuc selalu hadir dan wajahnya beberapa kali disorot kamera.
Tampaknya, Phuc penggemar sepak bola seperti halnya Presiden Joko Widodo. Seperti diketahui, Jokowi juga hadir di Gelora Bung Karno setiap Timnas Garuda tampil di Piala AFF 2022.
Di Vietnam berbeda sistem pemerintahannya dengan di Indonesia. Ada 4 pilar kekuasaan di Vietnam, yakni Sekjen Partai Komunis, Perdana Menteri, Presiden, dan Ketua Parlemen.
Namun, secara tersirat, pihak yang paling berkuasa adalah Sekjen Partai Komunis Vietnam.
Nguyen Xuan Phuc sendiri adalah mantan Perdana Menteri pada periode 2016-2021.
Kemudian, Phuc terpilih menjadi Presiden sejak April 2021. Jabatan Presiden di Vietnam lebih bersifat seremonial.
Sebelum Phuc mengundurkan diri, dua deputi perdana menteri yang menjabat saat dia bertugas, telah dipecat.
Pemecatan itu berlangsung ketika Partai Komunis Vietnam memperkuat upaya pemberantasan korupsi.
Kalau kita merujuk pada apa yang terjadi di Indonesia, sudah beberapa kali menteri yang terkena Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK).
Menteri yang korupsi tidak hanya ada periode Jokowi, tapi juga pada periode sebelum itu.
Tapi, Presiden RI selalu bersikap kooperatif dan tidak mengintervensi proses hukum yang dilakukan KPK atau instansi lain terhadap menteri yang korupsi.
Sejumlah menteri yang korupsi di era SBY adalah Siti Fadillah Supari, Andi Mallarangeng, Suryadharma Ali, dan Jero Wacik.
Sedangkan menteri di era Jokowi, ada nama Idrus Marham, Imam Nahrawi, Edhy Prabowo, dan Juliari Peter Batubara.
Meskipun Presiden tak perlu mundur, kita berharap di masa mendatang pemilihan menteri betul-betul menekankan soal integritas antikorupsi.
Apalagi, sekarang isu resuffle kabinet lagi berhembus kencang. Kita tunggu saja kapan reshuffle terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H