Bagi warga Jakarta, siapa yang tak kenal Pasar Kue Subuh di Pasar Senen, Jakarta Pusat? Pasar ini sebetulnya dibuka sejak malam, tapi ramainya mencapai puncak di saat subuh.
Kebanyakan pembelinya adalah para pedagang yang akan menjualnya di berbagai warung di seantero ibu kota, bahkan hingga kawasan sekitarnya seperti Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang.
Namun demikian, tak sedikit juga pemebeli yang tujuannya bukan untuk dijual lagi. Misalnya, mereka yang akan mengadakan selamatan atau acara kumpul-kumpul.
Ratusan lapak pedagang berjejeran di Pasar Subuh Senen. Masing-masing sepertinya sudah punya pelanggan tetap.
Aneka kue jajanan pasar tersedia di sana, seperti lemper, risoles, mayones, onde-onde, klepon, kue lumpur, nagasari, martabak, bakwan, dan masih banyak lagi.
Meskipun harus dibeli dalam jumlah banyak, tapi jika dihitung per satuan, jatuhnya jadi murah. Makanya, banyak pedagang yang berbelanja di pasar subuh tersebut.Â
Tersedia pula kue untuk acara yang agak formal seperti acara hantaran. Jenis kuenya bisa kue tart, kue lapis legit, bolu marmer, dan roti buaya.
Nah, baru-baru ini tersiar berita bahwa Pasar Subuh Senen akan ditutup mulai 10 Februari 2023.
Tak urung, berita tersebut tidak saja membuat bingung para pedagang di sana, tapi juga membuat geger para pelanggannya.
Namun, setelah dicek kembali, berita tersebut tidak benar. Versi yang benar seperti ditulis Kompas.com (12/1/2023), pedagang di pasar subuh bakal direlokasi.
Selama ini, lokasi pasar subuh adalah di Blok 5. Tapi, karena terlalu padat dan tidak nyaman, maka perlu dipindahkan.
Sebagai tempat yang baru, manajemen yang mengelola Pasar Senen Jaya menetapakan di gedung baru, Senen Jaya 1 dan 2.
Meskipun berbeda gedung dengan yang lama, tapi masih berada dalam Pasar Senen, sehingga tidak akan menyulitkan bagi pelanggan.
Justru, tempat yang baru lebih nyaman, lebih gampang diakses, dan tersedia ruang parkir kendaraan yang lebih luas.
Kepindahan para pedagang di atas direncanakan akan berlangsung pada 10 Februari 2023, bersamaan dengan penutupan tempat lama yang sudah disinggung di atas.
Pasar subuh sendiri sudah melewati sejarah yang panjang. Jpnn.com (12/12/2018) menulis bahwa pasar tersebut bermula dari Elkana Tju dan 4 rekannya yang menggelar lapak kue.
Lapak tersebut bukan di komplek pasar seperti sekarang, tapi di pinggiran Pasar Senen. Ketika itu masih sekitar tahun 1988.
Jadi, hanya ada 5 lapak kue berjejer dan berjualan dari pukul 02.00 dinihari hingga 08.00 pagi. Yang berbelanja baru warga Senen saja.
Kemudian, pada 1991 semakin banyak pedagang yang berjualan, sehingga menjadi sekitar 50 meja.
Elkana mengajukan izin kepada pengelola pasar untuk menggunakan area parkir sebagai tempat berjualan kue subuh.
Sejak 1995 para pedagang sepakat untuk beroperasi dalam 2 sesi, yakni pukul 19.00 hingga 02.00 dan 02.00 hingga 06.00.
Sesi pertama kebanyakan dibeli dalam partai besar oleh para pedagang (grosir atau reseller) yang datang menggunakan mobil box, bahkan juga pakai truk engkel.
Sedangkan sesi kedua melayani pembeli partai menengah dan kecil, seperti pelaku usaha katering, ibu-ibu rumah tangga yang menggelar hajatan, atau untuk acara kantor.
Pada 2018 ada sekitar 700 lapak di pasar subuh tersebut dengan nilai transaksi hampir mencapai Rp 1 miliar per malam.
Sekarang sebetulnya sudah muncul beberapa sentra kue subuh di lokasi lain di Jakarta dan sekitarnya.
Tapi, kepopuleran Pasar Kue Subuh Senen, karena sudah dapat nama, tak pernah memudar.
Hanya saja, karena demikian banyak pedagang di sana, rezeki masing-masing tentu ada pasang surutnya.
Kembali ke soal relokasi, warga ibu kota tak perlu khawatir. Justru seperti telah ditulis, lokasi baru yang masih di Pasar Senen, akan lebih nyaman.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H