Puncaknya adalah pada saat lebaran, di mana berbagai organisasi perantau Minang melakukan tradisi pulang basamo atau mudik bareng.
Nah, ketika itulah orang tua yang punya anak gadis akan lebih membuka mata dan telinga, melihat-lihat anak bujang perantau yang kira-kira cocok dengan anaknya.
Lalu, yang akan didekati bukan si anak bujang itu, melainkan siapa orang tuanya atau pamannya yang akan ditemui untuk maresek.
Sekadar catatan, dalam beberapa referensi, maresek banyak pula yang mengartikan bukan penjajakan untuk mencari jodoh, tapi tahap setelah itu.
Dalam hal ini, yang disebut maresek adalah pertemuan pendahuluan antar dua keluarga yang sudah sepakat untuk saling berbesanan, dalam menetapkan tanggal meminang secara formal sesuai adat. Sekaligus juga memusyawarahkan tanggal pelaksanaan akad nikah.Â
Tapi, yang mengartikan maresek sebagai penjajakan seperti yang dimaksudkan di artikel ini, juga lazim di kalangan orang Minang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI