Seperti diketahui, mantan Gubernur DKI Jakarta itu telah lebih dari 2 bulan lalu dideklarasikan sebagai capres oleh Partai Nasdem.
Masalahnya, Nasdem yang berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih belum sepakat dengan siapa cawapres yang akan diusung.
Baik PKS maupun Demokrat, sama-sama ngotot agar kadernya yang menjadi pendamping Anies pada pilpres mendatang.
PKS menyorongkan nama Ahmad Heryawan (Aher) yang berpengalaman selama 2 periode menjadi Gubernur Jawa Barat.
Sedangkan Partai Demokrat mengusulkan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang layak sebagai cawapres.
Hal itulah yang hingga sekarang masih mengganjal bagi Koalisi Perubahan, nama untuk koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Jika tak ada titik temu, maka kenapa tidak dicoba mencari jalan tengah? Maksudnya, pilihlah kader yang bukan dari PKS dan juga bukan dari Demokrat.
Contohnya, coba dianalisis lebih lanjut oleh tim ahli di Koalisi Perubahan, bagaimana prospeknya jika Anies dipasangkan dengan Cak Imin?
Bukankah ini akan menambah jumlah pemilih yang berasal dari massa PKB yang identik dengan massa Nahdlatul Ulama (NU)?
Soal posisi untuk AHY dan Aher, menjadi menteri koordinator rasanya cukup bergengsi untuk modal Pilpres 2029.
Tentu, asumsinya jika pasangan Anies-Cak Imin mampu tampil sebagai pemenang pada Pilpres 2024.