Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, atau yang lebih populer dengan nama Cak Imin, mungkin tengah galau.
Meskipun PKB sudah menjalin kerjasama (untuk tidak menyebutnya berkoalisi) dengan Partai Gerindra, tapi sebetulnya belum ada suatu ikatan resmi.
Artinya, ibarat hubungan pria-wanita, ini masih sebatas pacaran. Dan seperti istilah anak muda, sebelum janur kuning melengkung, Gerindra atau PKB boleh-boleh saja "berselingkuh".
Persoalan terbesar di mata PKB, tentu saja soal nasib Cak Imin yang masih "digantung" oleh Prabowo.
Berkali-kali Prabowo bertemu Cak Imin, bahkan di depan kader-kader PKB, belum terucap kalimat yang mengindikasikan Cak Imim yang akan digandeng Prabowo sebagai cawapres.
Sedangkan posisi Prabowo sendiri sudah sangat jelas, telah dideklarasikan sebagai capres oleh Gerindra untuk Pilpres 2024 mendatang.
PKB pun terlihat oke-oke saja bila Prabowo sebagai capres, asal saja cawapresnya kader PKB.
Adapun kader PKB yang telah digadang-gadang menjadi capres adalah Cak Imin sendiri.
Namun, Cak Imin cukup tahu diri. Tak memungkinkan jadi capres, jadi cawapres pun masih lumayan.
Jadi, bila boleh menebak pikiran Cak Imin, yang penting bukan soal mendukung Prabowo. Tapi, mendukung siapapun capres yang mau menggandeng Cak Imin sebagai cawapres.
Nah, kalau tebakan itu benar, klop sudah dengan apa yang terjadi pada sosok Anies Baswedan.