Kalaupun hal itu murni kesalahan anak buah, teliti juga penyebabnya lebih dalam. Mungkin kondisi psikologis si anak buah lagi kurang kondusif.
Sering marah dan pelit memberi pujian, bukanlah cara yang baik bagi atasan dalam mengembangkan kemampuan anak buah.
Karena posisi anak buah yang rendah, tentu jika mereka kecil hati, hanya bisa disimpannya saja dalam hati.
Tapi, ketika sesama anak buah saling curhat di belakang si bos, pastilah rasa benci anak buah akan tumpah.
Kenyamanan bekerja para anak buah antara lain ditentukan oleh bagaimana perlakuan atasan terhadap mereka.
Atasan yang baik di mata anak buah akan mendatangkan rasa nyaman ketika bekerja, dan tentu atasan yang kurang baik akan mendatangkan rasa tidak nyaman.
Kinerja para anak buah pada akhirnya akan menjadi kinerja perusahaan. Kinerja yang baik akan lahir dari kondisi yang nyaman.
Satu hal yang perlu dipikirkan oleh atasan, jabatan tidak akan dipegang selamanya.
Suatu saat, kalau tidak dipindahkan, toh, karena usia, para atasan mau tak mau akan pensiun.
Nah, apakah para bos tersebut tidak ingin tetap dihargai oleh mantan anak buah ketika sudah pensiun?
Ingat, roda tak selamanya di atas. Bahkan, kalau pun masih belum pensiun, tak sedikit kejadian di mana mantan anak buah bisa berbalik jadi bos dari mantan atasannya.