Masalahnya, penentuan siapa cawapres pendamping Anies sangat berlarut-larut, malah koalisi ini terancam menjadi layu sebelum berkembang.
Tidak ada titik temu antara PKS yang ngotot mengajukan kadernya yang berpengalaman selama 2 periode menjadi Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (AHY), sebagai cawapres.
Tapi, sepertinya Demokrat pun tak bersedia mundur sejengkal pun, agar ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang menjadi cawapres.
Nah, di tengah kebuntuan itulah berhembus isu PKS membujuk Gerindra untuk bergabung masuk Koalisi Perubahan.
Tapi, dalam versi lain, yang disebut sebagai pembujuk adalah Gerindra, agar PKS masuk ke barisan Gerindra yang sebelumnya sudah punya koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Perlu diketahui, Gerindra sudah mantap mendeklarasikan ketua umumnya, Prabowo Subianto, menjadi capres.
Sepertinya Gerindra memang tidak kapok dengan dua kali kegagalan Prabowo sebelumnya, ditambah lagi sewaktu menjadi cawapres untuk Megawati di Pilpres 2009.
Mirip dengan Anies, Prabowo masih belum memastikan siapa cawapresnya, meskipun ketua umum PKB Cak Imin sangat berharap.
Terkait dengan ajakan PKS kepada Gerindra, pihak Nasdem menyambut baik, tapi capresnya tetap Anies.
Itu berarti Nasdem akan menerima Gerindra untuk posisi cawapres. Apa mungkin mau Prabowo jadi cawapresnya Anies?
Kok rasanya hil yang mustahal, mengingat Prabowo jauh lebih senior dan lebih berpengalaman ketimbang Anies.