Mungkin apa yang dipikirkan saat ini oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sangat berat. Maksudnya, tidak gampang bagi beliau untuk mengambil keputusan.
Tentu, hal yang berat tersebut berkaitan dengan siapa kader PDIP yang akan diusung sebagai capres untuk berkompetisi di Pilpres 2024 mendatang.
Posisi PDIP sebagai partai politik (parpol) yang terbesar di tanah air, jelas ikut berpengaruh juga. Apa yang diputuskan PDIP akan menjadi sorotan parpol lain, selain jadi sorotan publik.
Sudah dua kali pilpres secara berturut-turut dimenangkan PDIP, sehingga mendudukkan kader terbaiknya, Joko Widodo, menjadi orang nomor satu di negeri ini selama 2 periode.
Nah, tak berlebihan jika PDIP berharap akan mencetak hattrick, tiga kali kemenangan secara beruntun.
Maka, yang akan diusung tentu kader yang sudah diperhitungkan dengan matang dan diyakini akan unggul dari capres yang diusung parpol lain.
Sebetulnya, ada alat ukur yang bisa digunakan sebagai prediksi seberapa besar tingkat keterpilihan (elektabilitas) tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi capres.
Alat ukur dimaksud adalah hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga secara periodik. Agar hasilnya objektif, sebaiknya menggunakan lembaga survei yang independen.
Salah satu lembaga survei yang bisa dipercaya adalah yang dilakukan oleh Tim Litbang Kompas, yang menjadi bagian dari Harian Kompas, koran terbesar di Indonesia.
Pada Oktober 2022 lalu, survei Litbang Kompas masih menempatkan kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai yang tertinggi elektabilitasnya.
Seharusnya, hasil survei di atas sangat menguntungkan bagi PDIP. Megawati tak perlu lagi berlama-lama mengambil keputusan.