Kode keras Presiden Jokowi tentang siapa capres yang didukungnya untuk menjadi pedoman bagi relawan Jokowi, menjadi topik hangat di media massa dan media sosial.
Pada momen HUT Partai Perindo, Presiden mengatakan bahwa "2024 jatah Prabowo". Jelas, ini suatu pesan atau kode keras karena menyebut nama secara langsung.
Endorse terhadap Prabowo, agaknya terkait dengan respek Jokowi atas kegigihan Prabowo berjuang sejak dulu untuk menjadi RI-1, demi membangun negeri tercinta.
Kemudian, di depan para relewan pendukung Jokowi yang berkumpul di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Jokowi tidak menyebut nama.
Meskipun demikian, dengan kalimat yang menyebutkan sosok berambut putih sebagai pemimpin yang layak dipilih, publik langsung menafsirkan sebagai endorse buat Ganjar Pranowo.
Kata Presiden Jokowi, sosok yang punya rambut putih sebagai bukti karena selalu memikirkan rakyat dan telah merasakan "keringat" rakyat.
Mungkin Presiden hanya sekadar mencari kalimat yang menarik perhatian saja, karena korelasi warna rambut dengan karakter seseorang, mungkin tidak bisa digeneralisir.
Buktinya, Jokowi sendiri adalah pemimpin yang sangat merakyat, tapi rambut beliau masih menghitam.
Tentu, endorse Jokowi diperlukan agar estafet kepemimpinan tidak akan menelantarkan program pembangunan yang telah dirintis Jokowi.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi punya sejumlah program pembangunan infrastruktur yang diperkirakan belum selesai saat beliau menghabiskan masa jabatan pada 2024 mendatang.
Proyek yang paling strategis adalah pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara, sebuah kota baru yang sedang di bangun di Kalimantan Timur.
Terlepas dari adanya kritik agar Jokowi sebaiknya bersikap netral, menarik untuk mencermati siapa lagi yang akan didukung Jokowi?
Pertanyaannya, akankah nanti pada momen yang tepat Jokowi akan mengatakan pilihlah figur perempuan?
Kalau iya, itu bisa diartikan sebagai kode keras dukungan bagi Puan Maharani, calon kuat dari PDIP untuk diusung sebagai capres.
Puan sudah malang melintang di dunia politik dan sudah menjadi Menteri Koordinator selama 5 tahun.Â
Lalu sekarang menjadi orang nomor satu di DPR. Kurang apa lagi, modal Puan, bukankah sudah komplit?
Kalau soal program Jokowi yang akan dilanjutkan, Puan rasanya akan setuju dan melakukan itu bila terpilih jadi Presiden.
Atau, apakah Jokowi belum yakin dengan kemampuan Puan? Yang paling tahu tentu hanya Jokowi.
Namun, mungkinkah Ketua Umum PDIP Megawati akan "menginstruksikan" Jokowi agar mendukung Puan?
Ingat, di PDIP Jokowi adalah "anak buah" dari Megawati, meskipun di Indonesia Jokowi menjadi orang nomor satu.
Ya, kita tunggu saja. Siapa tahu, endorse dari Presiden Jokowi buat Puan, hanya tinggal soal waktu.
Lalu, capres yang diusung Nasdem, Anies Baswedan, apakah juga menunggu giliran untuk didukung Jokowi?
Anies Baswedan mungkin tak perlu berharap akan mendapat endorse dari Jokowi, meskipun Anies sudah mendekati Gibran Rakabuming Raka.
Gibran adalah putra sulung Jokowi yang sekarang menjadi Wali Kota Solo, Jawa Tengah.
Tapi, bukannya mengecilkan arti dukungan Presiden Jokowi, pada akhirnya yang menentukan siapa pengganti Jokowi, sepenuhnya tergantung suara mayoritas rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H