Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Rating Produk, Kepentingan Produsen atau Konsumen?

6 Februari 2023   04:14 Diperbarui: 6 Februari 2023   07:30 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. store.sirclo.com

Rating dan review produk merupakan hal yang lazim dalam perdagangan secara online, termasuk juga dalam pelayanan jasa seperti layanan transportasi yang dipesan melalui aplikasi.

Setelah seorang pelanggan diantar oleh pengemudi atau setelah makanan yang dipesan melalui aplikasi tertentu sampai di alamat pelanggan, akan muncul di gawainya permintaan memberi rating.

Ada banyak sistem rating, tapi pada umumnya berupa bintang dari 1 hingga 5. Bintang satu berarti paling jelek dan bintang lima paling memuaskan.

Memang, tak ada kewajiban bagi pelanggan dalam memberi rating atas produk atau jasa yang baru saja dinikmatinya.

Makanya, tak sedikit pelanggan yang mengabaikan rating, karena menganggap hal itu semata-mata sebagai kebutuhan bagi produsen atau bagi penyedia jasa.

Bagi produsen, tak terbantahkan lagi, betapa pentingnya rating produk atau apapun istilahnya yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen.

Rating yang secara rata-rata memuaskan atau bahkan sangat memuaskan, merupakan promosi gratis untuk mendatangkan pelanggan baru.

Soalnya, dengan rating yang bagus akan menumbuhkan kepercayaan dari pelanggan dan mengundang bertambahnya pelanggan baru.

Jika ratingnya hanya sekadar "cukup", atau bahkan lebih rendah dari itu, akan menjadi masukan agar produsen memperbaiki kualitas produk atau jasanya.

Bisa pula yang diperbaiki cara memberikan pelayanannya, dari sisi kecepatan dan sisi kemudahan bagi konsumen, dan sebagainya.

Bahkan, bagi pengemudi yang menerima pesanan online, rating adalah segalanya. Jumlah uang yang bisa dibawa pulang berkorelasi dengan rating yang diperolehnya.

Namun, sebetulnya, terhadap pihak lain pun rating sangat diperlukan karena ada manfaatnya bagi pihak lain tersebut.

Tapi, sebelum itu, perlu kita lihat, paling tidak ada 3 jenis pelanggan dilihat dari sikapnya terhadap rating. 

Pertama, pelanggan yang tidak memberikan rating, baik karena malas ataupun karena merasa tidak ada gunanya.

Hal ini jelas akan mengecewakan pihak konsumen atau penyedia jasa yang baru saja melayani pelanggan tersebut.

Kedua, pelanggan yang memberikan rating, tapi tidak objekif. Asal-asalan saja atau ketika lagi mood, memberi rating yang ekstrim bagus, bintang lima.

Begitu pelanggan lagi kesal, meskipun tidak kesal dengan produk, tapi dengan hal lain, pelampiasannya malah ke rating produk yang memberikan bintang satu.

Ketiga, ini pelanggan yang paling ideal, yakni yang memberi rating secara objektif. Inilah yang diharapkan oleh produsen.

Ilustrasi dok. store.sirclo.com
Ilustrasi dok. store.sirclo.com

Nah, sekarang kita lihat manfaat bagi masing-masing pihak. Paling tidak, ada 4 pihak yang terkait.

Pertama, manfaat rating bagi perusahaan yang punya aplikasi atau pihak pengelola aplikasi. 

Tentu, harapannya akan makin banyak pengguna baru dari aplikasi tersebut atau pengguna lama yang semakin sering menggunakannya.

Kedua, manfaat rating bagi penyedia produk atau jasa yang dikonsumsi oleh pelanggan yang diperantarai oleh aplikasi di atas.

Ini persis seperti yang telah diuraikan sebelumnya, yakni untuk mengukur kualitas produk dan kualitas pelayanan, sehingga ke depan pelanggan makin banyak.

Ketiga, manfaat rating bagi pelanggan yang baru saja menggunakan suatu produk atau jasa. Bisa pula dalam arti mengonsumsi untuk produk makanan dan minuman.

Dalam hal ini, jika pelanggan merasa puas, memberi rating yang sesuai bisa dianggap sebagai tanda terima kasih.

Namun, bila pelanggan merasa belum puas, rating ibarat memberi masukan bagi penyedia jasa, sehingga nanti kalau membeli lagi atau menggunakan jasanya lagi, akan ada perbaikan.

Keempat, manfaat rating dari pelanggan-pelanggan terdahulu terhadap calon pelanggan baru, adalah sebagai referensi. Sehingga, calon pelanggan bisa mengambil keputusan yang baik.

Nah, bagi kita semua, marilah membiasakan memberi rating secara objektif sesuai dengan apa yang kita rasakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun