Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Korban Gempa: Kami Bukan Model, Bukan Konten, Mana Bantuannya?

29 November 2022   07:56 Diperbarui: 1 Desember 2022   15:17 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari siaran berita salah satu stasiun televisi pagi ini, Selasa (29/11/2022), ada liputan tentang seorang warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang tinggal di tempat pengungsian.

Warga tersebut mejadi korban musibah gempa bumi yang terjadi di sebagian lokasi di Cianjur, pada Senin (21/11/2022).

Demikian banyak bangunan yang hancur, sehingga tinggal di tenda pengungsian mau tak mau harus dijalani banyak warga di sana.

Sudah banyak korban tertimbun yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, tapi hingga saat ini masih ada korban yang belum ditemukan.

Bantuan untuk para korban terdampak memang sudah mengalir, tapi ternyata belum memadai mengingat jumlah pengungsi yang sangat banyak.

Itupun mereka tersebar di banyak titik dan sebagian di antaranya tidak gampang diakses dari jalan raya utama.

Ironisnya, banyak orang dari luar Cianjur yang datang berkunjung, tapi hanya sekadar berfoto-foto.

Padahal di beberapa tempat sudah dipasang pengumuman yang menuliskan: "Ini bukan wisata bencana".

Nah, hal itulah yang membuat warga yang diliput oleh stasiun televisi di atas, tak tahan mengeluarkan uneg-unegnya.

Ia terlihat emosi dan memang ia mengatakan lagi marah melihat tingkah laku pengunjung yang asyik berfoto-foto seakan lagi berada di objek wisata.

Akhirnya keluarlah pernyataan kejengkelannya seperti terbaca pada judul tulisan ini.

"Kami bukan model, bukan konten, tapi kami membutuhkan bantuan. Mana bantuannya," kata warga tersebut.

Memang, ada fenomena yang cukup meresahkan sejak media sosial begitu marak dalam beberapa tahun terakhir ini.

Banyak orang yang mengunjungi lokasi bencana, tapi dengan tujuan membuat konten, baik foto maupun video.

Konten tersebut akan disebarkan di akun media sosial, seolah menjadi kebanggaan bahwa si pembuat konten sudah lebih dulu sampai di lokasi bencana.

Bukankah itu sangat melukai hati warga yang menjadi korban bencana, bahwa mereka hanya objek penderita?

Bahkan, sangat mengenaskan melihat jalanan jadi macet, sebagian karena banyak kendaraan yang parkir untuk mengambil foto.

Justru, gara-gara kemacetan itu, kendaraan yang betul-betul membawa bantuan jadi terhambat.

Bupati Cianjur sudah mengimbau warga untuk berhenti menjadikan lokasi gempa bumi Cianjur sebagai tempat wisata (Tribunnews.com, 27/11/2022).

Diharapkan mereka yang datang lebih memperlihatkan empatinya terhadap korban, antara lain dengan memberikan bantuan.

Bukan sama sekali tidak boleh berfoto. Warga sadar mana foto yang harus ada, dan mana yang hanya sekadar untuk konten yang akan dipamerkan di media sosial.

Memang, sejumlah donatur meminta ada foto sebagai dokumentasi yang membuktikan donasinya sudah diserahkan.

Semoga para warga terdampak gempa Cianjur, segera mendapat bantuan yang memadai, terutama bahan pangan, pakaian, air bersih, dan obat-obatan.

Tempat penampungan yang lebih layak perlu disiapkan segera agar lebih layak untuk dihuni, menunggu rumah yang rusak bisa dibangun lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun