Jujur dalam menjelaskan mutu barang kepada konsumen, wajib dilakukan pedagang. Soalnya, begitu konsumen tidak percaya, omzet bisa anjlok.
Nah, kelemahan utama dari minimarket adalah minimnya interaksi atau ngobrol-ngobrol antara pembeli dan pelayan.Â
Minimarket juga agak sedikit formil, di mana orang yang mau ke sana enggan pakai daster atau pakai celana pendek.
Demikian pula bila hanya membeli satu jenis barang saja, rasanya tidak enak bagi konsumen.
Semua itu tidak terjadi jika belanja di warung kelontong. Tak masalah bila hanya membeli sebungkus kerupuk saja, atau bahkan hanya satu batang rokok (bukan satu bungkus).
Melayani dengan ramah sekaligus bersosialisasi dengan pembeli, menjadi kekuatan warung kelontong.
Jadi, konsumen tak perlu malu pakai daster dan bersandal jepit yang jepitannya nyaris putus.
Itulah beberapa hal yang menjadi penentu, kenapa warung kelontong tidak tumbang, meskipun digempur minimarket dari berbagai sisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H