Persis seperti Arab Saudi, Jepang juga tertinggal 0-1 di babak pertama dan itupun karena hukuman pinalti.
Terakhir, Korea Selatan, meskipun belum menang, namun berhasil menahan imbang 0-0 salah satu tim favorit dari Amerika Selatan, Uruguay.
Semua itu membuktikan bahwa tim Asia mulai mampu tidak sekadar menyulitkan tim unggulan, tapi bisa mengalahkannya.
Ada pendapat bahwa tim Eropa dan Amerika Selatan mengalami kendala bermain di Qatar yang beriklim panas.
Tapi, teori itu terbantahkan sebab Inggris, Perancis, Ekuador, mampu menang atas tim Asia.
Namun, ada satu hal yang menarik dicermati, negara Asia yang sukses adalah yang pemainnya telah menimba pengalaman yang banyak di Liga Eropa, khususnya pemain Jepang dan Korea.
Sedangkan Arab Saudi mengandalkan pemain yang berkompetisi di liga domestik.
Nah, sekarang, apa yang bisa dipetik untuk peningkatan prestasi timnas Indonesia, agar suatu saat mimpi main di Piala Dunia bisa diraih.
Liga Indonesia masih belum sebagus liga negara lain, dengan Liga Malaysia saja kita tertinggal.
Maka, mendorong para pemain potensial untuk sebanyak mungkin berkarier di Eropa dan Asia Timur, menjadi strategi yang layak ditempuh.
Jangan terlalu mengandalkan program naturalisasi yang sebetulnya kurang kondusif karena bisa menenggelamkan pemain binaan lokal.