Acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah berlangsung dengan meriah pada Sabtu pagi (19/11/2022) di Stadion Gelora Manahan, Solo, Jawa Tengah.
Stadion yang menjadi markas klub Persis Solo itu terlihat dipenuhi keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiah dari seluruh penjuru tanah air.
Tak berlebihan kiranya acara bertempat di sebuah stadion, hal yang sebetulnya jarang terjadi bagi muktamar sebuah ormas keagamaan.
Muktamar organisasi lain lebih sering berlangsung di ruang tertutup, seperti ballroom sebuah hotel atau di convention center.
Tapi, Muhammadiyah dan Aisyiah memang lain. Dengan sumber daya manusia yang melimpah karena mengelola banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi, muktamar pun diadakan di stadion.
Soalnya, pembukaan muktamar juga menampilkan berbagai atraksi kolosal, seperti halnya yang terjadi pada pembukaan pesta olahraga.
Bahkan, juga ada atraksi terjun payung, atraksi pesawat kecil yang terbang membawa bendera muktamar, dan berbagai atraksi lainnya.
Pada kesempatan itu Presiden Joko Widodo sengaja mempercepat kepulangannya dari acara pertemuan KTT APEC di  Bangkok, Thailand.
Presiden langsung terbang tadi malam (18/11/2022) dari Bangkok ke Solo, sebagai bukti respek beliau kepada Muhammadiyah.
Dalam kata sambutannya, Presiden Jokowi memuji dan berterima kasih kepada Muhammadiyah yang melalui ratusan rumah sakit dan klinik kesehatannya, aktif mengendalikan pandemi Covid-19.
Kontribusi Muhammadiyah memang tak perlu diragukan lagi bagi kemajuan Indonesia, terutama melalui bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Bahkan, kiprah Muhammadiyah sudah melampaui batas negara, karena punya perwakilan di berbagai negara.
Muhammadiyah juga konsisten memegang nilai-nilai Pancasila, dan ranah pengabdiannya juga ditujukan buat bukan warga Muhammadiyah, bahkan untuk lintas agama.
Menarik menyaksikan begitu banyaknya pejabat yang menghadiri pembukaan muktamar tersebut, yang bisa dilihat sebagai pengakuan atas kontribusi Muhammadiyah selama ini.
Selain Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana, terlihat pula Ketua DPR Puan Maharani dan sejumlah menteri seperti Prabowo, Muhadjir Effendy, Erick Thohir, Nadiem Makarim, dan Pramono Anung.
Nah, sosok penting lainnya, tentu saja orang nomor satu di Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan orang nomor satu di Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Maka, telihatlah momen langka, di mana Puan dan Ganjar duduk satu panggung, meskipun tidak berdekatan.
Dari berita di media massa, terkesan ada persaingan tersembunyi antara Puan dan Ganjar sebagai sosok yang akan diusung menjadi capres dari PDIP untuk Pilpres 2024.
Entah karena persaingan atau tidak, pada acara konsolidasi PDIP Jawa Tengah yang dihadiri Puan, Ganjar justru tidak diundang (Kompas.com, 19/9/2022).
Bahkan, persaingan tersebut semakin memanas dan melahirkan Dewan Kolonel (loyalis Puan) versus Dewan Kopral (loyalis Ganjar).
Untung saja dengan ketegasan Megawati, Ketua Umum PDIP, isu "dewan-dewan" di atas pun menghilang.
Apakah dengan satu panggungnya Puan dan Ganjar, pertanda keduanya sudah "berdamai"?
Atau, apakah Megawati sudah punya keputusan siapa capres dari PDIP yang bakal diusung, sehingga persaingan pun sudah tidak relevan lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H