Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Bau Badan Diatur dengan Surat Edaran, Berlebihan?

20 November 2022   05:22 Diperbarui: 20 November 2022   12:31 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. Netizenia.com, dimuat aceh.tribunnews.com

Anda punya teman yang bau badannya bikin perut Anda mual? Sangat tidak nyaman jika berada di dekat orang yang bau badannya menyengat.

Tapi, biasanya rasa tidak nyaman tersebut terpaksa ditahan, paling tidak untuk beberapa menit, agar tidak menyinggung orang yang menjadi sumber bau.

Setelah beberapa menit, barulah biasanya mereka yang tak tahan lagi, akan pamit, pura-pura ada keperluan mendadak.

Namun, bayangkan kalau Anda tidak bisa pamit karena yang bau tersebut teman yang duduk di sebelah Anda saat sekolah, kuliah, atau bekerja di kantor.

Bayangkan penderitaan Anda sepanjang hari. Ini dilematis antara membiarkan, menegur teman yang bau, atau minta izin untuk pindah tempat duduk.

Barangkali karena dilema tersebutlah, di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, sampai ada peraturan resmi yang dituangkan dalam Surat Edaran (SE) berkaitan dengan bau badan.

Berlebihankah sehingga persoalan bau badan diatur khusus dalam SE? Ini tentu tergantung titik pandang masing-masing yang membaca SE itu.

Tulisan ini tidak bermaksud membahas soal SE tersebut. Tapi, sekiranya semua kita, baik yang kuliah maupun yang bekerja, peduli dengan bau badan masing-masing, tak perlu ada SE itu.

Jadi, sebelum membicarakan orang lain, ada baiknya kita melakukan introspeksi dulu, dengan lebih sering membaui diri sendiri alias introspeksi.

Hal tersebut kita lakukan terutama dalam kondisi setelah banyak bergerak atau ketika berkeringat, termasuk sehabis makan.

Bagian yang paling tajam baunya adalah di ketiak. Nah, inilah sasaran uji coba introspeksi kita.

Jangan karena selama ini kita sudah akrab dengan bau badan sendiri, menjadi tidak peka. Atau, minta pendapat saudara kita untuk mebaui kita dari dekat.

Jika memang bau, maka untuk menghilangkannya, tinggal mencari referensi yang sekarang gampang ditemukan di dunia maya, antara lain seperti di bawah ini.

Pertama, mandi dengan teratur 2 kali sehari dengan sabun anti bakteri. Pastikan bagian tubuh yang rawan bau sudah dibersihkan dengan baik. Lalu, keringkan badan dengan cara yang benar.

Kedua, gunakan deodoran atau anti perspiran. Deodoran mengeluarkan aroma wangi dan anti perspiran mengurangi keringat yang keluar dari tubuh.

Hanya saja, perlu hati-hati dengan deodoran. Pilihlah aroma yang lembut dan dipakai sedikit saja. Jika dipakai terlalu banyak, justru menjadi tajam baunya dan bisa bikin orang lain pusing.

Ketiga, hindari atau kurangi makanan pedas, makanan berlemak, dan makanan yang berbau menyengat seperti bawang putih dan bawang bombay.

Keempat, perhatikan penampilan dengan pakaian yang bersih dan menyerap keringat, ganti kaus kaki setiap hari, serta rutin mencukur rambut-rambut yang berlebihan.

Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan dalam rangka mengatasi persoalan bau badan.

Nah, sekarang kita pindah ke hal lain. Bagaimana kalau bau badan kita sudah tidak ada, tapi bau badan teman yang berlebihan?

Dalam hal kita terganggu dengan bau orang lain, apalagi orang lain itu teman dekat, bisa saja diberi nasehat secara tidak langsung.

Carilah situasi ketika si teman lagi santai dan tak ada orang lain di sekitar itu. Lalu, katakan dengan bahasa sindiran, misalnya dengan menanyakan merek pewangi yang dipakainya.

Atau, sarankan sesuatu tanpa terkesan menggurui, tentu juga dengan terlebih dahulu meminta maaf.

Mudah-mudahan dengan cara seperti, persahabatan tetap berjalan dengan baik, tanpa terganggu lagi dengan bau tidak nyaman teman sendiri.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun