Baru kali ini terdengar adanya pengakuan kesalahan dalam mengambil keputusan untuk memilih negara yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Sepp Blatter, mantan Presiden FIFA, mengakui bahwa keputusan memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah sebuah kesalahan.
Qatar terlalu kecil untuk ajang sebesar Piala Dunia atau Piala Dunia terlalu besar untuk Qatar, demikian kata Sepp Blatter.
Memang, dilihat dari jumlah penduduk yang hanya sekitar 2,8 juta jiwa, Qatar tergolong sebagai negara kecil.
Luasnya pun hanya lebih kurang seluas Pulau Bangka. Tidak kecil-kecil amat karena sekitar dua kali lipat dari luas negara Brunei Darussalam.
Ingat, Brunei untuk menjadi penyelenggara SEA Games saja pada 1999, perlu usaha keras untuk menghadirkan acara yang kolosal seperti pada pembukaan dan penutupan.
Bukan ketiadaan dana, karena Brunei negara kaya. Tapi, soal kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk acara multievent seperti SEA Games.
Nah, mungkin Sepp Blatter merasa Qatar juga kekurangan dari sisi SDM-nya. Padahal, Qatar punya banyak SDM dari berbagai negara yang bekerja di sana.
Apalagi, dengan kekayaannya yang berlimpah bersumber dari minyak dan gas bumi, Qatar sangat percaya diri saat mengajukan permohonan sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Permohonan itu tidak sia-sia, karena Qatar akhirnya terpilih dan sekaligus mencatatkan diri sebagai negara terkecil yang pernah jadi tuan rumah Piala Dunia.
Saking kecilnya, jarak antara satu stadion ke stadion lain yang sama-sama jadi tempat pertandingan, relatif dekat.