Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cek TV di Rumah Anda, Bisa Menangkap 42 Saluran Digital?

4 November 2022   04:14 Diperbarui: 4 November 2022   04:47 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi TV analog | dok. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi, dimuat kumparan.com

Setelah beberapa kali ditunda, akhirnya pemerintah betul-betul melakukan program analog switch off (ASO), yakni migrasi siaran televisi analog ke digital pada 2 November 2022 kemarin.

Namun, ASO tersebut belum dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Baru 222 dari 514 kabupaten/kota yang sudah melakukan ASO.

Sedangkan 292 kabupaten/kota lainnya, akan menyusul sesuai kesiapan wilayah, yang antara lain melihat ketersediaan set top box (STB).

STB adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara, dan dapat ditangkap di televisi analog biasa.

Maksudnya, meskipun seseorang hanya punya televisi model lama yang tidak didisain untuk menangkap siaran digital, dengan bantuan STB, tetap bisa menangkap siaran digital.

Harga STB relatif murah dan kabarnya juga ada yang dibagikan secara gratis khusus bagi warga yang masuk kategori kurang mampu.

Nah, kenapa harus ada program ASO? Ini sebetulnya sudah merupakan  komitmen internasional dan Indonesia wajib mematuhinya.

Tapi, tanpa komitmen tersebut pun, ASO memang perlu dilakukan agar masyarakat menikmati siaran televisi yang kualitas gambarnya lebih jernih.

Dampak posisitif lainnya, frekuensi siaran televisi analog yang sudah bermigrasi  ke digital akan digunakan untuk meningkatkan mutu atau kecepatan layanan internet.

Bukankah kita semua sekarang tidak bisa terlepas dari kebutuhan tersedianya jaringan internet yang tidak lemot?

Jadi, dukungan masyarakat atas suksesnya ASO mutlak diperlukan demi kenyamanan masyarakat juga.

Seperti telah ditulis di atas, belum semua daerah sudah ASO. Kawasan Jabodetabek merupakan salah satu daerah yang sudah ASO. 

Sebagai salah seorang warga Jakarta, televisi di rumah saya yang sebelumnya bisa menangkap siaran analog dan juga digital, sekarang hanya bisa menyaksikan siaran digital saja.

Ketika masih pakai televisi analog, saya menggunakan antena yang dipasang di luar rumah dengan memakai tiang tinggi dan ditancapkan di bagian atas lantai dua rumah saya.

Waktu itu saya terpaksa memutar arah antena jika saluran yang saya ingin tonton tidak begitu bagus gambarnya.

Soalnya, antena pada arah tertentu, hanya bagus untuk menangkap siaran dari beberapa stasiun televisi, tapi jelek untuk stasiun televisi yang lain.

Pada pertengahan 2020, saat pademi tengah merebak, saya memutuskan membeli televisi baru, karena yang lama usianya sudah sekitar 5 tahun dan mulai mengalami sedikit kerusakan.

Nah, sejak itulah saya bisa menikmati siaran digital tanpa perlu menggunakan STB. 

Tentu, meskipun awalnya saya masih bisa menikmati versi analog, jelas saya lebih menyukai yang digital.

Sejak itu, antena lama saya yang tinggi itu, praktis tidak berguna lagi, meskipun masih terpasang di tempatnya.

Saya sengaja memilih antena yang praktis, yakni menggunakan antena di dalam rumah yang saya gantungkan di dinding lantai 2

Tampaknya, semakin tinggi posisi antena akan semakin banyak saluran televisi yang bisa ditangkap.

Stasiun televisi yang siarannya secara digital menurut Kompas.com (29/4/2022) di wilayah Jabodetabek ada 42 konten siaran.

Ketika antena dalam saya tempatkan di lantai 1, jumlah saluran digital yang bisa saya tangkap hanya 20-an saja.

Tapi, setelah antena dalam posisi yang lebih tinggi, sekarang sudah mampu menangkap sekitar 35-38 saluran TV digital.

Saya tidak fanatik kepada stasiun televisi tertentu, meskipun yang sering saya tonton cuma 7-9 saluran saja.

Stasiun TV yang jadi pemain lama kebanyakan acaranya bersifat general, sedangkan TV baru memilih strategi yang segmented.

Maksudnya ada saluran yang lebih khusus menjadi TV olahraga, TV anak-anak, atau TV berita. 

Bahkan, ada stasiun televisi dengan muatan agama sebagai acara dominan, yakni TV Muhammadiyah.

Saya sendiri lebih menyukai TV berita dan sesekali menikmati siaran pertandingan sepak bola, musik, dan budaya.

Demikianlah, hari-hari saya terasa lebih "hidup", berkompasiana sambil menyimak siaran televisi.

Tapi, sering saya mengalah pada anak-anak yang lebih suka menggunakan televisi untuk menonton aksi youtuber.

Soalnya, televisi era sekarang bisa tersambung dengan internet, sehingga betul-betul multifungsi.

Mungkin bagi pihak manajemen stasiun televisi, sekarang ini bukan lagi era keemasannya. 

Persaingan demikian ketat bukan saja sesama stasiun televisi, tapi juga dengan video streaming yang bertebaran di dunia maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun